Idealnya, ayah adalah sosok yang berperan besar sebagai support system ibu.
Kontribusi orang-orang di sekitar ibu, terutama ayah, sangat diperlukan demi menjaga kesehatan mentalnya.
Dokter Spesialis Obygn di Tembuni Birth Center, dr. Ridwan, SpOG., mengatakan, peran suami dan keluarga terdekat sangat dibutuhkan untuk mendukung psikologis dan kesehatan ibu selama masa kehamilan hingga hari melahirkan nanti.
Masa kehamilan sebaiknya tidak ditanggung sepihak saja oleh ibu, tetapi suami juga berperan sebagai pendamping yang selalu siaga dan memberi dukungan penuh kepada ibu.
Menurut dr. Ridwan pentingnya dukungan suami dan keluarga pada fase hamil dan bersalin pada ibu berkontribusi dalam mencegah terjadinya baby blues hingga postpartum depression (PPD) pada ibu.
“Dukungan dari suami dan keluarga terdekat merupakan faktor risiko yang paling dominan berkontribusi terhadap terjadinya baby blues hingga PPD yang rentan menghampiri ibu.
"Sebelum terjadi hal ini, perlu adanya tindakan preventif, seperti melibatkan suami dalam memberikan informasi tentang kesehatan ibu dan anak, serta antisipasi terhadap deteksi dini baby blues hingga PPD dengan kualitas penggalian informasi pasien (anamnesis), sehingga dapat menurunkan angka kejadian postpartum blues,” jelas dr. Ridwan.
Lebih lanjut dr. Ridwan memaparkan, banyak hal yang bisa dilakukan suami dan keluarga di sekitar untuk mendukung ibu yang sedang hamil, seperti menemani dalam menjalani perawatan kesehatan sampai membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Baca Juga: Memahami Maternal Mental Health, Isu Kesehatan Mental Ibu yang Diakui WHO