Parapuan.co - Buibu Baca Buku (BBB) Book Club bekerja sama dengan ClimateWorks Foundation meluncurkan inisiasi program bertajuk "Program Literasi Iklim untuk Ibu".
Program ini resmi diluncurkan oleh BBB Book Club dan ClimatesWorks Foundation di Twin House Blok M, Jakarta pada Sabtu, (13/1/2024).
Tentang Progam Literasi Iklim untuk Ibu
Sebenarnya, berbagai isu telah jadi perhatian dari BBB Book Club, termasuk isu krisis dan transisi energi.
Sayangnya, wacana mengenai perubahan iklim masih dianggap sebagai wacana yang ‘jauh’ dan asing dari keseharian para ibu.
Bahkan dampak yang dihasilkan dari perubahan iklim pun seringkali dianggap tidak akan dirasakan di tingkat keluarga.
Padahal, perempuan khususnya para ibu, sebenarnya adalah kelompok rentan yang akan merasakan dampak dari perubahan iklim ini secara langsung.
Mengetahui kondisi tersebut, BBB Book Club melihat bahwa seorang ibu mampu dan perlu mengambil bagian penting dalam demokratisasi isu dan aksi bersama dalam penanggulangan krisis iklim dan transisi energi.
Apalagi sebenarnya seorang ibu punya peran sebagai ujung tombak keluarga.
Baca Juga: Ciptakan Ruang Aman bagi Perempuan, Puty Puar Inisiasi BBB Book Club
Oleh sebab itu, progam BBB Book Club dan ClimateWorks Foundation ini menghubungkan isu iklim serta literasi dan keterlibatan perempuan.
Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran dan perasaan berdaya para ibu untuk berkomunikasi dan berpartisipasi aktif dalam aksi iklim, baik dalam tingkat pribadi maupun kolektif.
BBB Book Club merupakan komunitas klub buku yang beranggotakan perempuan, termasuk ibu-ibu.
Komunitas yang didirikan oleh Puty Puar ini bergerak di bidang peningkatan literasi, kemampuan berpikir kritis, dan pemberdayaan perempuan melalui berbagai kegiatan literasi.
Pentingnya Memahami Iklim
Pada acara peluncuran "Program Literasi Iklim untuk Ibu" hadir pula Fadilla Dwianti, relawan BBB Book Club yang juga seorang Gender Equality & Social Inclusion Specialist.
Fadilla Dwianti pun mengungkapkan pentingnya perempuan dalam memahami iklim.
"Sebenarnya itu perempuan berkepentingan terhadap alam dan juga punya kerentanan sendiri gitu ya, karena perempuan itu lekat dengan kerja-kerja domestik, dengan kerja-kerja perawatan gitu," ujar Dilla, sapaan Fadilla Dwianti.
Baca Juga: Puty Puar Ungkapkan Ciri-Ciri Perempuan dan Ibu yang Berdaya
Sayangnya, Dilla memaparkan bahwa perempuan jarang dilibatkan dalam diskusi-diskusi peribahan iklim.
"Pengalaman terkuat, perempuan jarang dilibatkan dalam diskusi-diskusi perubahan iklim dan apalagi terkait kebijakan, karena memang mungkin dari segi pengambil kebijakannya sendiri merasa perempuan tidak berkepentingan," lanjutnya.
"Sehingga perempuan sendiri merasa 'Oh ini bukan ranahnya saya deh', kayanya bukan saya tidak berkepentingan," imbuhnya.
Padahal kondisi yang terjadi sebaliknya, Dilla menegaskan perempuan memiliki pengalaman dan kepentingan yang terkait dengan diskusi-diskusi perubahan iklim.
Rangkaian "Program Literasi Iklim untuk Ibu" akan dilanjutkan dengan serangkaian program literasi iklim yakni:
- Pengembangan modul literasi iklim untuk ibu
- Pengembangan buku anak bertema krisis iklim
- Diskusi buku
- Kompetisi ulasan buku
- Seminar
- Lokakarya
- Pelatihan
- Edukasi-edukasi iklim melalui konten media sosial.
Baca Juga: Pangan Indonesia Terancam Punah, Sejauh Mata Memandang Hadirkan Pameran Kedai Kita
(*)