Artinya, masih ada 49 persen atau hampir separuh jumlah populasi yang tidak memiliki akses perbankan.
Sementara itu, dari 64,2 juta usaha mikro dan kecil di negara ini, hanya sekitar 17,5 juta yang berpartisipasi dalam ekosistem digital.
Kesenjangan ini disebabkan tingginya biaya transaksi dalam ekosistem yang belum menyediakan solusi untuk segmen ini.
Terdapat kebutuhan mendesak bagi hampir 47 juta pengusaha yang kurang terlayani untuk mengembangkan usaha mereka.
Dengan fokus pada pembangunan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat yang kurang terlayani di seluruh Indonesia, Amartha telah menyediakan lebih dari Rp15,5 triliun rupiah Indonesia kepada lebih dari 2 juta perempuan pengusaha mikro di 72.000 desa sejak tahun 2010.
Amartha bertujuan untuk memperluas layanan keuangan yang bertanggung jawab kepada jutaan orang lainnya dalam tiga tahun ke depan.
Andi Taufan Garuda Putra, Founder dan CEO Amartha menjelaskan Amartha, Accion, dan Mastercard Center for Inclusive Growth memiliki tujuan bersama, yaitu mengurangi ketidakmerataan akses terhadap layanan keuangan.
"Kolaborasi ini akan mempercepat inklusi keuangan digital di seluruh wilayah, dengan memanfaatkan pengalaman Amartha dalam membangun infrastruktur keuangan digital yang inklusif untuk menjangkau jutaan orang," papar Andi.
"Bersama-sama, kami akan menggunakan teknologi untuk menggerakkan ekonomi di tingkat akar rumput di Indonesia dan memperluas manfaat layanan keuangan digital lebih dari sekadar pembiayaan, membuat perbedaan besar di tingkat lokal," imbuhnya.
Baca Juga: Tips Mengamankan Data Perbankan dari Risiko Penipuan Pakai File APK