Mengenal Fictophilia, Perasaan Jatuh Cinta dengan Karakter Fiksi

Josephine Christina Arella - Jumat, 19 Januari 2024
Fictophilia, perilaku seseorang yang jatuh cinta dengan karakter fiksi.
Fictophilia, perilaku seseorang yang jatuh cinta dengan karakter fiksi. (Rudzhan Nagiev/iStockphoto)

Parapuan.co - Pernahkah Kawan Puan merasa jatuh cinta dengan karakter fiksi di novel, film atau permainan yang kamu mainkan?

Jika ya, maka kamu mungkin tergolong orang-orang yang mengalami fictophilia. Apa itu fictophilia? 

Fictophilia adalah kondisi keterikatan dan ketertarikan emosional, cinta, atau hasrat yang intens dan bertahan lama kepada tokoh fiksi dari buku, gim, atau film.

Istilah ini sebetulnya bukan istilah baru, mengutip kompas.com. Ungkapan ini sudah ada sejak 2005 dalam sebuah forum internet.

Meningkatnya popularitas budaya pop dan kemudahan dalam mengaksesnya membuat istilah ini kembali disebut-sebut.

Individu yang mengalami ini atau fiktofil, cenderung merasa lebih tertarik kepada dunia imajinatif di dalam karya-karya fiksi.

Lantas, bagaimana caranya mengetahui tanda-tanda dari fictophilia ini?

Berikut adalah penjabarannya berdasarkan penelitian bertajuk Fictosexuality, Fictoromance, and Fictophilia: A Qualitative Study of Love and Desire for Fictional Characters pada 2021, seperti yang dikutip dari forbes.com

1. Menghadapi Paradoks Fictophilia

Baca Juga: Apa Itu Sittervising, Pola Asuh untuk Mengajarkan Kemandirian pada Anak

Fiktofil sangat menyadari bahwa karakter yang mereka cintai bersifat fiksi, tetapi mereka tetap mendambakannya.

Hal tersebut membawa fiktofil kepada terciptanya perasaan sedih dan ketidaknyamanan karena perasaan tersebut tidak mungkin mendapatkan balasan. 

Namun, para fiktofil cenderung berfantasi bahwa karakter fiksi itu membalas perasaan dan memberikan respons yang nyata.

Padahal, sebetulnya hal tersebut tidaklah betul dan dapat membuat fiktofil terlalu asik dengan dunianya sendiri.

2. Terlibat secara Mendalam dengan Karakter Fiksi

Untuk meningkatkan kedekatan dengan si karakter, fiktofil cenderung akan hanyut dalam lamunan fantasi.

Tak jarang, fiktofil malah menuliskan kisah yang berpusat pada si karakter fiksi tersebut.

Sebagai representasi nyata, keterlibatan ini juga bisa membawa mereka untuk membeli pakaian atau barang lainnya yang berhubungan dengan si karakter.

Keterikatan ini juga membuat mereka mampu memilih karakter mana yang ingin difantasikan sesuai dengan gaya fiktofil itu sendiri. 

Baca Juga: Apa itu Peter Pan Syndrome? Istilah Kondisi Psikologis Viral di TikTok

3. Lebih Memilih Orang Fiksi Dibanding Orang Nyata

Mengutip forbes.com, para fiktofil mengaku bahwa mencintai karakter fiksi lebih aman karena tidak dapat menyakiti, mengkhianati, atau menolak mereka.

Fiktofil juga memiliki kuasa untuk dapat berinteraksi kapan pun mereka mau.

Hal ini juga dinilai mampu memberikan rasa tenang bagi fiktofil yang mungkin pernah mengalami ketidakstabilan dalam menjalin hubungan di dunia nyata.

Fictophilia pada dasarnya tidaklah bermasalah, hanya saja memang sebuah perilaku tidak biasa.

Namun, tetap penting bagi fiktofil untuk mampu menyeimbangkan kehidupan nyatanya.

Hal tersebut karena hubungan antar-manusia penting untuk kesejahteraan dan pertumbuhan tiap pribadi.

(*)

Baca Juga: 5 Aplikasi untuk Pasangan LDR, Bisa Bantu Meningkatkan Hubungan Cinta

Sumber: Kompas.com,Forbes
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Bisa Jadi Ide Usaha, Begini Cara Membuat Cokelat Dubai yang Viral di TikTok