Anak Politisi Dirundung Karena Rambut Keriting, Ini Fakta Diskriminasi Rambut

Citra Narada Putri - Sabtu, 10 Februari 2024
Diskriminasi rambut keriting.
Diskriminasi rambut keriting. (AmnajKhetsamtip/Getty Images)


Parapuan.co - Belakangan tengah viral di TikTok isu soal Mutiara Annisa Baswedan, anak politisi Anies Baswedan, yang dirundung pengguna media sosial karena tekstur rambutnya yang keriting.

Dalam salah satu komentar di TikTok, salah satu pengguna medsos bertanya, "Mutiara Baswedan bisa apa?"

Pertanyaan tersebut pun kemudian dijawab oleh pengguna TikTok lainnya, "Masih berusaha nyisir rambut, soalnya gabisa disisir".

Rundungan yang terjadi pada Mutiara Annisa Baswedan ini pun menunjukkan bahwa rambut keriting masih dianggap sebuah kelemahan.

Sebagian orang masih menganggap bahwa rambut lurus masih menjadi standar kecantikan dan dianggap lebih baik dibandingkan rambut keriting.

Padahal, berdasarkan penelitian bertajuk The distinct morphological phenotypes of Southeast Asian yang dipublikasikan tahun 2022 justru menunjukkan bahwa sebagian besar orang Asia Tenggara justru bukan berambut lurus.

Dalam studi antropologi menunjukkan orang Asia Tenggara sebagian besar memiliki rambut agak keriting (78,00%, rambut tipe II dan III), lebih banyak dibandingkan dengan orang Asia Timur (55,00%). 

Ini pun seharusnya menunjukkan bahwa rambut keriting adalah salah satu tipe rambut alami orang Indonesia.

Namun ironis, orang-orang dengan rambut keriting alami khas tekstur rambut Asia Tenggara justru lebih sering mengalami diskriminasi.

Baca Juga: Ini Tips Merawat Rambut Keriting Berwarna ala Hairstylist Langganan Artis

Diskriminasi Rambut Keriting

Diskriminasi rambut adalah bentuk ketidakadilan sosial di mana orang-orang dengan rambut keriting atau yang secara sosial tidak biasa, diintimidasi atau ditindas karena cara mereka menata rambutnya.

Diskriminasi rambut pun dapat berasal dari berbagai sumber, bahkan dari orang yang tidak kita kenal sekalipun.

Namun penting juga untuk diingat bahwa diskriminasi rambut tidak hanya berhenti pada pelecehan verbal saja.

Terkadang orang merasa tidak nyaman untuk menyentuh rambut orang lain hanya karena teksturnya yang berbeda dengan rambut mereka.

Diskriminasi terhadap tekstur rambut juga bisa terjadi di mana saja, termasuk di tempat kerja.

Beberapa orang masih melihat rambut keriting dianggap tidak cukup 'profesional' karena tidak mencitrakan tampilan yang rapi.

Rambut yang dianggap dapat diterima, profesional dan 'korporat' di seluruh dunia sering kali didasarkan pada standar rambut ala barat yang lurus dan rapi.

Melansir dari Forbes, masih ada tempat kerja yang memiliki kebijakan khusus tentang ekspektasi profesionalisme dan penampilan di tempat kerja.

Baca Juga: Viral di TikTok, Ini Jenis Sisir yang Bisa Dipakai untuk Rambut Keriting

Bentuk kebijakan diskriminatif di tempat kerja tersebut, salah satunya adalah soal cara menata rambut. 

Selain itu, berdasarkan penelitian bertajuk The Natural Hair Bias in Job Recruitment tahun 2020, diketahui bahwa rambut keriting lebih rentan mengalami bias dalam proses rekrutmen. 

Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa perempuan kulit hitam dengan gaya rambut alami (notabene berambut keriting) dianggap kurang profesional, kurang kompeten, dan lebih kecil kemungkinannya untuk direkomendasikan untuk wawancara kerja dibandingkan dengan perempuan kulit hitam dengan gaya rambut lurus.

Lebih lanjut, perempuan kulit hitam dengan gaya rambut keriting alami menerima lebih banyak evaluasi negatif ketika mereka melamar pekerjaan di industri dengan norma berpakaian yang kuat.

Tak banyak disadari, bahwa kebencian terhadap penampilan dan diskriminasi yang disebabkan oleh standar kecantikan yang beracun merupakan krisis masyarakat yang bisa merugikan kesehatan, kebahagiaan dan kesejahteraan.

Melihat masih maraknya terjadi diskriminasi rambut di tempat kerja, Grace Mansah-Owusu, Psikolog di Oxford HR, mengatakan bahwa organisasi atau perusahaan harus meninjau ulang aturan berpakaian untuk memastikan bahwa kebijakannya inklusif.

"Perusahaan harus memperbarui kebijakan berpakaian dan seragam untuk memastikan mereka tidak mendiskriminasi jenis rambut keriting, dan secara umum memastikan kebijakan yang inklusif seputar penampilan," ujarnya, seperti melansir HR Magazine.

Cara Menghadapi Diskriminasi Rambut

Tidak semua orang mungkin merasa aman dan nyaman untuk merespon ketika mengalami diskriminasi karena tekstur rambut mereka.

Baca Juga: 5 Manfaat Lidah Buaya untuk Rambut Keriting, Haircare Alami Viral di TikTok

Tapi jika Kawan Puan mengalaminya, responlah dengan cara yang menurutmu paling aman dan nyaman dilakukan.

Bagaimana seseorang merespons diskriminasi rambut yang mereka alami adalah keputusan mereka sendiri.

Namun di sisi lain, Kawan Puan yang tidak mengalaminya, bisa turut membantu ketika ada seseorang menghadapi diskriminasi rambut keriting.

Jika kamu mengenal seseorang yang menghadapi masalah ini, tanyakan apakah mereka baik-baik saja dan membutuhkan sesuatu.

Kawan Puan dapat membantu menyuarakan apa yang ingin disampaikan, terutama ketika mereka tidak dapat menyampaikan sesuatu.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Peran Perempuan Minim, DPR Refleksi Pemilihan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK 2024-2029