Mengenal Apa Itu Soft Saving yang Jadi Tren di Kalangan Gen Z dan Dampaknya

Arintha Widya - Sabtu, 10 Februari 2024
Mengenal Apa Itu Soft Saving yang Jadi Tren di Kalangan Gen Z dan Dampaknya
Mengenal Apa Itu Soft Saving yang Jadi Tren di Kalangan Gen Z dan Dampaknya Freepik

Parapuan.co - Kawan Puan, ternyata beberapa bulan terakhir sedang tren soft saving di kalangan generasi Z atau Gen Z.

Soft saving menjadi kebiasaan yang tengah disukai dan dilakukan Gen Z dalam pengelolaan keuangan mereka.

Apa itu soft saving dan mengapa populer di kalangan Gen Z? Bagaimana dampaknya terhadap situasi keuangan?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini penjelasan tentang soft saving sebagaimana melansir Fool.com!

Apa Itu Soft Saving?

Ide soft saving sebenarnya bermula dari gaya hidup soft atau lembut/lunak, atau bisa juga dimaknai santai.

Gen Z kebanyakan menjalani gaya hidup yang tidak bekerja terlalu keras, dan lebih mengutamakan perawatan diri, kebahagiaan, dan kesehatan mental.

Seiring dengan gaya hidup soft living atau kehidupan lunak yang mereka terapkan, Gen Z juga mengaplikasikan soft saving.

Soft saving adalah kebiasaan keuangan di mana generasi Z tidak banyak menyisihkan uang untuk pensiun dan tujuan masa depan.

Baca Juga: Selain Sudah Menabung, Ini Ciri Kamu Punya Persiapan Dana Pensiun

Mereka lebih fokus untuk menggunakan uang buat kehidupan dan kesenangannya saat ini.

Kebiasaan keuangan semacam ini bisa saja dilakukan, karena dengan begitu kekhawatiran akan masa depan yang belum pasti bisa berkurang.

Akan tetapi, soft saving dapat berdampak buruk pada kondisi finansialmu lho, Kawan Puan.

Dampak Soft Saving terhadap Keuangan

Adapun dampak melakukan soft saving terhadap kondisi finansial seseorang antara lain:

1. Kehilangan Kesempatan Investasi Dini

Berbicara mengenai keuangan pribadi, para penasihat finansial sering kali menyarankan pentingnya berinvestasi sejak dini.

Semakin lama berinvestasi pada suatu instrumen, entah saham, properti, dll, maka akan semakin besar keuntungannya.

Jika melakukan soft saving dan mengabaikan untuk menyisihkan keuangan buat masa depan, kamu tentu akan kehilangan kesempatan ini.

Baca Juga: Jadi Tujuan Keuangan 2024, Ini 3 Mitos Investasi yang Jangan Dipercaya

Kamu jadi tidak bisa mendapatkan keuntungan berlipat ganda dari berinvestasi.

Misalnya kamu investasi logam mulia yang tahun 2024 harganya Rp1 jutaan, kamu bisa menjualnya dengan harga 2-3x lipat dalam 2-3 tahun ke depan.

Tapi karena fokus ke kesenangan saat ini, kamu harus menunda investasi dan malah tidak jadi beli logam mulia emas karena merasa harganya terlalu mahal nantinya.

2. Hidup Tanpa Tabungan Memicu Stres

Soft saving membuat kita kekurangan tabungan atau bahkan tidak mempunyai sama sekali karena belum memikirkan soal masa depan.

Padahal, hidup tanpa tabungan juga bisa bikin stres, terutama jika pengeluaran bulananmu cukup besar.

Gaji bulanan mungkin cukup untuk memenuhi kebutuhan harian, tetapi tanpa tabungan, bagaimana jika ada keadaan darurat yang menuntutmu membayar tagihan?

Untuk itu demi menghindari dampak finansial di atas, soft saving sebaiknya tidak membuatmu abai berinvestasi dan menabung sejak dini.

Itulah tadi definisi soft saving dan dampaknya. Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat!

Baca Juga: Catat 6 Cara Mengatur Keuangan untuk Menambah Jumlah Tabungan

(*)

Sumber: Fool.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

960 Ribu Pelajar-Mahasiswa Terlibat Judi Online, Ini Tips Cegah Judol pada Remaja