Parapuan.co - Kawan Puan yang memiliki anak, pasti ingin memberikan pola asuh yang bijak dan mampu mendewasakan anak dengan baik.
Gaya eggshell parenting adalah tipe parenting yang harus Kawan Puan hindari.
Hal tersebut karena mampu mempengaruhi pertumbuhan emosional dan psikologis anak.
Eggshell parenting sendiri merupakan gaya parenting yang didasari ketidakpastian.
Sikap ini juga mampu memicu perilaku anak yang merasa harus terus memenuhi perintah orang tua.
Di kala anak tidak memenuhi keinginan orang tuanya, dampaknya mampu memberi rasa bersalah pada si anak.
“Anak merasa bertanggung jawab atas pengasuhan orang tuanya dan merasa bersalah ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan orang tuanya,” kata Dr. Zishan Khan dikutip dari parents.com.
Perilaku ini biasanya menunjukkan pula ketidakberdayaan orang tua dalam mengasuh anak sehingga muncul perilaku yang tidak stabil.
Tahukah Kawan Puan bahwa dampak perilaku ini bisa memberikan masalah serius pada perkembangan anak.
Baca Juga: Perbedaan Gaya Parenting Tiga Generasi, Mulai Gen X Sampai Gen Z
Ketidakstabilan ini bisa saja muncul karena orang tua yang memiliki trauma pada masa lalunya.
Dampak pola eggshell parenting ini yaitu seperti suasana hati yang tidak stabil, kecemasan, bahkan sampai depresi.
Rasa ketidakstabilan itu juga mampu membuat anak cenderung menyalahkan dirinya sendiri atas perasaan mereka yang tidak menentu.
Pola asuh ini juga tidak membuat anak menyadari bahwa ketidakstabilan itu berasal pula dari pola asuh orang tuanya.
Jika hal ini terjadi, tentu harus diatasi, Kawan Puan dapat memulainya dengan kesadaran bahwa pola asuh demikian tidaklah baik dan sehat.
Mempertimbangkan untuk segera menyelesaikan konflik yang menjadi penyebab utama pada diri orang tua pun juga menjadi solusi.
Jika dirasa sulit, segera hubungi dan cari bantuan dari tenaga ahli.
Tak hanya mengobati rasa trauma pada diri orang tua saja, tetapi orang tua juga harus mampu memperhatikan dampak yang telah diberikan kepada si anak.
Bagaimanapun anak menyerap sikap orang tua, maka dari itu penting untuk adanya kesadaran untuk memperbaiki pola asuh demi pertumbuhan si kecil.
Baca Juga: Cara Menerapkan Parallel Parenting, Pengasuhan Anak bagi Pasangan Berpisah
(*)
Josephine Christina Arella/PARAPUAN