Parapuan.co - Kawan Puan, karier sebagai peneliti perempuan di industri bioteknologi, khususnya pertanian terbukti menjanjikan.
Hal ini dialami sendiri oleh Agustine Christela Melviana yang memimpin tim beranggotakan 12 peneliti perempuan.
Agustine Christela Melviana merupakan seorang Biotech and Seeds Manager di asosiasi nirlaba CropLife Indonesia.
Saat diwawancara PARAPUAN awal Februari 2024, Agustine Christela Melviana mengaku potensi perempuan justru sangat dibutuhkan di industri bioteknologi pertanian, terutama sebagai peneliti.
Alasannya, karena perempuan lebih teliti dan dapat mengomunikasikan dengan lebih detail temuan yang diperoleh dari penelitiannya kepada pemangku kepentingan atau pemegang kebijakan.
Lantas, apa yang perlu dipersiapkan perempuan untuk bisa berkarier di industri bioteknologi pertanian? Simak pemaparannya!
"Menurut saya ada dua hal yang perlu dipersiapkan," terang perempuan yang akrab disapa Stela tersebut.
"Pendidikan sains yang kuat dan fundamental, serta kemampuan berkomunikasi yang baik," imbuhnya.
1. Pendidikan Sains Kuat dan Fundamental
Baca Juga: Perempuan dalam Sains, Ini Sosok Agustine Christela Melviana yang Berkarier di Bioteknologi
Lebih lanjut, Stela menerangkan seperti apa wujud pendidikan sains yang kuat dan fundamental yang dimaksud.
Bahwasanya, ternyata untuk menjadi peneliti bioteknologi tidak cukup hanya bermodal ketertarikan pada biologi saja.
Kamu juga harus menguasai ilmu sains lainnya, semisal matematika, fisika, kimia, termasuk teknologi informasi (IT).
"Banyak orang yang salah kaprah jika kita memiliki karier di industri bioteknologi, maka kita hanya perlu tertarik dengan biologi saja," kata Stela.
"Namun, menjadi seorang peneliti bioteknologi perlu menguasai matematika, fisika, kimia, dan kalau bisa sih IT juga lo," ujarnya lagi.
Menurutnya, keterampilan itu bisa dimanfaatkan untuk menemukan gen unggul dari suatu tanaman atau organisme.
"Dalam menemukan gen yang unggul, kita menggunakan pemograman dan itu basic-nya kan matematika dan IT," ungkap Stela.
"Selanjutnya saat kita melakukan eksperimen di lab, dibutuhkan keterampilan untuk mengerti reaksi kimia dan fisika," tambahnya.
Baca Juga: Agustine Christela Melviana Ungkap Peluang Karier Perempuan di Bioteknologi
2. Keterampilan Berkomunikasi
Kemudian yang kedua, keterampilan berkomunikasi yang baik juga sangat penting jika ingin menekuni bioteknologi pertanian.
Mengapa komunikasi yang baik penting, bahkan meski peneliti menghabiskan sebagian besar waktunya di laboratorium?
Stela mengatakan, "Karena sepintar-pintarnya kita dalam mengembangkan sebuah teknologi, akan baik jika itu bisa dimanfaatkan oleh semua orang."
"Untuk orang mau dan bersedia untuk memakai hasil temuan kita, maka kita perlu memiliki kemampuan komunikasi untuk menyajikan informasi dengan jelas dan persuasif," terangnya.
Bagi Stela sendiri, keterampilan berkomunikasi penting agar hasil penelitian bisa dipahami dan dihargai oleh orang lain.
3. Dapat Meyakinkan Orang Tua
Terakhir yang mungkin perlu dilakukan adalah meyakinkan orang tua untuk terjun di industri bioteknologi pertanian yang mungkin belum familier.
Stela menekankan, yang paling penting perempuan harus memahami minatnya di bidang ini sebelum dapat meyakinkan oarng tua.
Orang tua juga perlu punya pikiran terbuka dan tidak mengekang anaknya untuk menekuni bidang tertentu yang tidak disukai.
Demikian tadi persiapan perempuan jika ingin berkarier di industri bioteknologi. Kawan Puan tertarik?
Baca Juga: Seberapa Menjanjikan Industri Bioteknologi? Ini Kata Agustine Christela Melviana
(*)