Mulai dari aktivitas engagement antara anak muda dan kelompok terdampak krisis iklim, mendorong perubahan individu hingga kolektif agar menghasilkan kebijakan yang ramah lingkungan, dan masih banyak lagi.
Mimpi untuk Sang Anak
Perjuangan Alin untuk menyuarakan isu lingkungan belum sampai garis finish.
Masih banyak yang perlu ia suarakan demi terciptanya lingkungan yang ramah untuk semua orang, termasuk sang anak.
Saat ditanya apa mimpi Alin, perempuan yang juga seorang ibu ini teringat sang anak.
"Kenapa masih terus memilih menjadi aktivis lingkungan, alasan terakhir adalah alasan personal. Aku percaya setiap orang punya alasan personal dan itu adalah anakku," kata Alin.
Alin yang kini sudah berusia 45 tahun, merasa punya utang untuk memastikan kehidupan yang baik untuk sang anak.
"Aku ingin anakku tumbuh berkembang dengan baik dan sehat. Merasa punya utang, bukan hanya untuk anakku tapi juga anak-anak lain, untuk memastikan mereka bisa tumbuh dengan kualitas yang baik dan sehat," kata Alin.
Alasan-alasan itulah yang membuat Alin memperjuangkan lingkungan yang layak bagi anak-anak Indonesia.
Alin bahkan menjadi salah satu penggugat polusi udara Jakarta yang sebelumnya sudah dimenangkan di Mahkamah Agung (MA).
Bukan hanya karena latar belakangnya sebagai aktivis lingkungan, salah satu alasan ia menggugat adalah agar anak-anak di Indonesia sehat.
"Yang kita suarakan, perjuangkan hari ini bukan hanya untuk generasi kita hari ini, tapi juga untuk generasi yang akan datang," imbuh Alin.
Baca Juga: Srikandi untuk Negeri Retno Kusumawati, Pemimpin yang Punya Misi Bantu Ibu Berkarier
(*)