Parapuan.co - Anak tantrum biasanya disebabkan karena mereka belum bisa mengatur dan mengungkapkan perasaannya dengan baik.
Bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, anak mungkin akan tantrum di ruang publik atau tempat umum.
Saat anak tantrum dan menangis terus, kita mungkin jadi bingung bagaimana cara menenangkan dan mengendalikan situasi. Dirangkum dari mother.ly, berikut cara mengatasi anak tantrum:
Tenangkan Diri Dahulu
Jika menghadapi situasi ini, tenangkan diri terlebih dahulu. Salah satu cara yang bisa dilakukan ialah menarik napas dalam-dalam.
Tidak hanya memberikan rasa nyaman secara fisik, cara ini juga mampu memberi perasaan untuk tidak panik dan ikut tersulut emosi.
Penting ditanamkan pada diri sendiri bahwa tantrum adalah hal wajar, bagian dari pendewasaan anak yang emosinya masih berkembang.
Tidak Ada yang Menghakimi
Kondisi anak yang tantrum di depan publik seringkali diikuti oleh rasa bersalah dan tidak enak ibu kepada pengunjung lain tempat tersebut.
Baca Juga: Lebih Parah dari Tantrum, Apa Itu Sensory Meltdown pada Anak?
Rasa tidak enak itu membawa pada pikiran bahwa orang-orang mengkritik kita.
Padahal, hal tersebut tak jarang hanya ada di pikiran kita. Kenyataannya, banyak orang yang juga memahami tantangan para ibu dan tidak menghakimimu.
Abaikan Omongan Buruk
Jika ada yang melontarkan komentar buruk, cukup abaikan saja karena itu di luar kuasa kita.
Fokuslah hanya kepada mengendalikan situasi dan emosi anak, bukan perasaan orang sekitar.
Jika situasi semakin tidak terkendali, lebih baik Kawan Puan pergi ke tempat lain yang kondusif.
Hal ini berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan bagi Kawan Puan juga buah hati.
Anak mungkin tantrum di suatu situasi atau kesempatan yang memang perlu adanya ketenangan, misalnya tempat beribadah, sebaiknya segera bawa anak ke tempat lain.
Pada akhirnya, berikan anak ruang dan pengertian yang dibarengi oleh penguasaan diri kita sebagai orang tua supaya keduanya merasa aman dan nyaman.
Demikian tips mengatasi anak yang tantrum di depan umum, kuncinya tetap tenang, ya!
Baca Juga: Tanda-Tanda Sensory Meltdown pada Anak, Ini Bedanya dengan Tantrum
(*)
Josephine Christina Arella/PARAPUAN