Untuk anak yang lebih besar, ajak mereka ke tempat aman (seperti kamar) dan menjauh dari keramaian jika menangis saat di luar rumah.
2. Hati-Hati dengan Kata-katamu
Berikutnya, hindari menghakimi perilaku mereka seperti mengatakan, "Berhenti menangis, kamu sudah besar".
Mengatakannya justru akan membuat tangisan anak semakin menjadi-jadi. Tenangkan mereka dengan kalimat, seperti:
"Ibu mendengar kamu menangis. Tapi kalau kamu tidak bilang apa yang kamu butuhkan, bagaimana ibu bisa membantu?"
3. Bantu Anak Mengidentifikasi Emosinya
Bantu anak mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosinya. Anak-anak akan belajar hal itu.
Kamu bisa menjelaskan kalau ia sedang frustrasi. Minta ia untuk tarif napas untuk mengurangi kecemasannya.
Jika lain kali ia merasakan hal serupa, tangisannya mungkin tidak separah sebelumnya karena anak sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk meregulasi emosinya.
Baca Juga: Tanda-Tanda Sensory Meltdown pada Anak, Ini Bedanya dengan Tantrum
4. Gunakan Jadwal dan Rutinitas
Jika tangisan anak disebabkan oleh kelelahan, kamu bisa menetapkan jadwal dan rutinitas yang tidak berlebihan padanya.
Misalnya mengatur jam tidur siang untuk 30-60 menit, membatasi screentime, menetapkan kebiasaan baru sebelum tidur malam, saat makan, dan sebagainya.
Patuhi jadwal tersebut supaya jadi rutinitasnya, sehingga ia terhindar dari kelelahan yang membuatnya menangis terus-menerus.
5. Anak Menangis karena Separation Anxiety
Bagi orang tua yang sibuk, anak menangis saat ditinggal bisa jadi karena separation anxiety.
Dalam situasi ini, jangan pergi diam-diam dari anak. Lakukan "ritual perpisahan" seperti mencium, memeluk, dan berpamitan yang baik.
Anak-anak perlu melihat seberapa besar kamu menyayanginya walau tidak sedang bersamanya.
Itulah tadi beberapa penyebab anak menangis terus dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Separation Anxiety, Kondisi Bayi Menangis saat Berpisah dari Ibu
(*)