Parapuan.co - Anak menangis terus-menerus tentu membuat orang tua panik dan khawatir.
Apa lagi jika anak tidak dalam keadaan sakit, penyebab mereka menangis mungkin sulit diketahui orang tua.
Jika anak menangis terus-menerus, Kawan Puan perlu mengetahui kemungkinan penyebabnya terlebih dulu sebelum mencari solusi.
Di bawah ini beberapa penyebab anak menangis terus-menerus dan cara mengatasinya seperti dikutip dari Healthline!
Penyebab Anak Menangis Terus
Dr. Ashanti Woods, dokter spesialis anak di Mercy Medical Center di Baltimore (Maryland, Amerika Serikat), mengatakan anak-anak menangis karena banyak hal.
Terutama bagi bayi, di mana menangis menjadi bentuk komunikasi pertama mereka.
Ketika mereka semakin besar, tangisan disebabkan oleh hal yang lebih spesifik atau merupakan reaksi emosional terhadap apa yang mereka rasakan.
Untuk membantu memahami alasan menangis anak, Ashanti Woods membagi penyebabnya berdasarkan kategori usia.
Baca Juga: Mengapa Anak Menangis Mencari Ibu Alih-Alih Ayah? Ini Penjelasan Studi
Balita berusia antara 1-3 tahun biasanya menangis karena dipicu oleh kelelahan, frustrasi, malu, atau kebingungan.
Sementara untuk anak usia 4-5 tahun, mereka bisa saja menangis terus menerus lantaran perasaan terluka atau cedera fisik.
Beberapa penyebab lain anak menangis terus adalah overstimulasi, stres, butuh perhatian, cemas berlebihan, dan bisa juga karena lapar.
Cara Membuat Anak Berhenti Menangis
Setelah tahu penyebab anak menangis, orang tua selalu ingin membuat si kecil tenang.
Ashanti Woods menjelaskan bahwa untuk melakukannya, orang tua perlu mengendalikan emosinya sendiri terlebih dulu. Yuk, simak!
1. Pastikan Kamu Tenang
Jika merasa emosimu memuncak, menjauh sejenak dan tarik napas dalam-dalam sebelum merespons tangisan anak.
Kalau anak masih bayi, kamu bisa mencoba menggendong atau meletakkan si kecil di tempat tidur yang nyaman.
Baca Juga: Sering Dikira Butuh Susu, Ternyata Ini 9 Penyebab Bayi Menangis
Untuk anak yang lebih besar, ajak mereka ke tempat aman (seperti kamar) dan menjauh dari keramaian jika menangis saat di luar rumah.
2. Hati-Hati dengan Kata-katamu
Berikutnya, hindari menghakimi perilaku mereka seperti mengatakan, "Berhenti menangis, kamu sudah besar".
Mengatakannya justru akan membuat tangisan anak semakin menjadi-jadi. Tenangkan mereka dengan kalimat, seperti:
"Ibu mendengar kamu menangis. Tapi kalau kamu tidak bilang apa yang kamu butuhkan, bagaimana ibu bisa membantu?"
3. Bantu Anak Mengidentifikasi Emosinya
Bantu anak mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosinya. Anak-anak akan belajar hal itu.
Kamu bisa menjelaskan kalau ia sedang frustrasi. Minta ia untuk tarif napas untuk mengurangi kecemasannya.
Jika lain kali ia merasakan hal serupa, tangisannya mungkin tidak separah sebelumnya karena anak sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk meregulasi emosinya.
Baca Juga: Tanda-Tanda Sensory Meltdown pada Anak, Ini Bedanya dengan Tantrum
4. Gunakan Jadwal dan Rutinitas
Jika tangisan anak disebabkan oleh kelelahan, kamu bisa menetapkan jadwal dan rutinitas yang tidak berlebihan padanya.
Misalnya mengatur jam tidur siang untuk 30-60 menit, membatasi screentime, menetapkan kebiasaan baru sebelum tidur malam, saat makan, dan sebagainya.
Patuhi jadwal tersebut supaya jadi rutinitasnya, sehingga ia terhindar dari kelelahan yang membuatnya menangis terus-menerus.
5. Anak Menangis karena Separation Anxiety
Bagi orang tua yang sibuk, anak menangis saat ditinggal bisa jadi karena separation anxiety.
Dalam situasi ini, jangan pergi diam-diam dari anak. Lakukan "ritual perpisahan" seperti mencium, memeluk, dan berpamitan yang baik.
Anak-anak perlu melihat seberapa besar kamu menyayanginya walau tidak sedang bersamanya.
Itulah tadi beberapa penyebab anak menangis terus dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Separation Anxiety, Kondisi Bayi Menangis saat Berpisah dari Ibu
(*)