Parapuan.co - Berita terpopuler Trending Topic tentang sinopsis film Poor Things yang dibintangi Emma Stone, perlawanan perempuan demi keadilan politik, hingga kasus bullying di drama Korea Pyramid Game.
1. Menang Banyak di Oscars 2024, Sinopsis Film Poor Things Ceritakan Perempuan yang Dihidupkan Kembali
Film Poor Things sukses membawa pulang banyak piala dari berbagai kategori di Oscars 2024 yang berlangsung pada 10 Maret 2024 (waktu Amerika Serikat).
Kategori yang berhasil dimenangkan Poor Things di Oscars 2024 yaitu Best Production Design, Best Makeup and Hairstyling, dan Best Costume Design.
Tak sampai di situ, Emma Stone lewat perannya di Poor Things juga berhasil menyabet Oscars 2024 untuk Kategori Best Actress. Ini adalah perayaan kedua bagi Emma Stone untuk kategori sama yang mana sebelumnya pada 2016 ia rayakan lewat perannya di La La Land.
Sinopsis Film Poor Things
Lantas, bagaimana gerangan sinopsis film yang banyak menyabet Piala Oscar 2024 ini?Bella Baxter, diperankan oleh Emma Stone, adalah karakter utama dalam film yang disutradarai Yorgos Lanthimos ini.
Mengutip deadline.com, film ini menceritakan tentang Bella yang dihidupkan kembali oleh ilmuwan gila, Dr. Godwin Baxter. Lewat eksperimen itu, alur cerita membawa Bella yang mendapat pengakuan akan keberhasilan si ilmuwan.
Baca Juga: Sinopsis Film Single In Seoul, Menyoroti Kehidupan Perempuan Lajang di Ibu Kota
2. Memimpikan Perlawanan Anarkisme Perempuan Demi Keadilan dalam Politik
Perayaan Hari Perempuan Internasional di Indonesia tahun ini sungguh memilukan. Di tengah maraknya upaya peningkatan keterlibatan perempuan dalam politik di kancah global, Indonesia malah terhempas kembali ke jurang kebodohan patriarki primitif.
Bermula dari kebodohan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tidak dapat menafsirkan apa artinya kuota afirmasi minimal 30% bagi representasi perempuan sebagai calon anggota legislatif (caleg) sesuai amanat Undang-Undang No.7/2017 Tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), baik di tingkat nasional maupun regional.
Dengan santainya, para komisioner KPU membuat peraturan absurd tentang pembulatan ke bawah yang mengakibatkan pencalonan anggota legislatif perempuan berkurang dari 30%.
Kepandiran KPU diperparah dengan memaknai representasi 30% dipandang dalam ruang lingkup secara keseluruhan, bukan per daerah pemilihan (dapil) sesuai yang diwajibkan undang-undang.
Aturan idiot itu tentu saja mendapat perlawanan.
Mahkamah Agung pada akhirnya mendesak agar KPU mengubah aturan bodoh tersebut (PKPU Nomor 10 Tahun 2023 -Red.) yang berpeluang menghambat keterwakilan perempuan di parlemen.
Namun hingga hari pencoblosan tiba, KPU tak kunjung meralat kepandirannya.
Baca Juga: Pemilu 2024 dan Penurunan Partisipasi Perempuan dalam Politik
3. Berkaca dari Drama Korea Pyramid Game, Bullying Berawal dari Rumah dan Keluarga
Drama Korea Pyramid Game yang tayang di Viu tahun 2024 punya kisah menarik sekaligus pelajaran penting yang bisa dipetik oleh penonton.
Drama Pyramid Game menceritakan tentang sekelompok remaja SMA di sekolah khusus perempuan di Korea Selatan yang secara rutin melakukan perundungan atau bullying.
Adalah sebuah permainan online di smartphone mereka, bernama Pyramid Game, yang menempatkan siswi di kelas 2-5 SMA Baekyeon pada level tertentu.
Siswi yang berada di level F, posisi paling rendah, karena tidak mendapat suara atau vote dari temannya di kelas, akan menjadi target perundungan selama waktu tertentu.
Permainan Pyramid Game dilakukan secara berkala oleh siswi kelas 2-5 itu, dengan target perundungan yang berbeda-beda, tergantung pada siapa yang berada di level F.
Berawal dari rasa bosan para siswi ini hingga menciptakan permainan Pyramid Game, mereka sebenarnya telah terlena oleh perilaku bullying yang malah jadi pelampiasan dari apa yang mereka rasakan di rumah.
Sebenarnya, sudah banyak drama Korea yang menyoroti tentang kasus bullying di sekolah, contohnya adalah The Glory, Weak Hero Class 1, True Beauty, hingga Wedding Impossible.
Perundungan pun menjadi isu yang disorot oleh masyarakat Indonesia, terbukti dari banyaknya kasus viral tentang bullying yang terjadi di sekolah.
Irma Gustiana Andriani, seorang psikolog, mengatakan bahwa perundungan yang terjadi di sekolah, yang melibatkan anak-anak, entah mereka sebagai pelaku maupun korban, sumbernya bisa jadi dari rumah.
Baca Juga: Sinopsis Drakor Pyramid Game, Upaya Siswi Memberantas Perundungan di Sekolah
(*)