Depresi bisa terjadi pada siapa saja. Orang-orang yang pernah mengalami pelecehan, kehilangan yang parah, atau peristiwa-peristiwa yang membuat stres lainnya lebih mungkin mengalami depresi. Perempuan lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan pria.
Mengutip dari Cleveland Clinic, para peneliti belum mengetahui secara pasti penyebab depresi. Mereka berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perkembangannya, antara lain:
1. Kimia otak: Ketidakseimbangan neurotransmiter, termasuk serotonin dan dopamin, berkontribusi pada perkembangan depresi.
2. Genetika: Jika kamu memiliki kerabat tingkat pertama (orang tua kandung atau saudara kandung) yang menderita depresi, kamu tiga kali lebih mungkin terkena kondisi tersebut dibandingkan populasi umum. Namun, kamu bisa mengalami depresi tanpa riwayat keluarga.
3. Peristiwa hidup yang penuh tekanan: Pengalaman sulit, seperti kematian orang yang dicintai, trauma, perceraian, isolasi, dan kurangnya dukungan, dapat memicu depresi.
4. Kondisi medis: Nyeri kronis dan kondisi kronis seperti diabetes dapat menyebabkan depresi.
5. Pengobatan: Beberapa obat dapat menyebabkan depresi sebagai efek samping. Penggunaan narkoba, termasuk alkohol, juga dapat menyebabkan depresi atau memperburuk keadaan.
6. Kesepian: Merasa kesepian, yang disebabkan oleh hal-hal seperti terputusnya hubungan dengan keluarga dan teman, dapat meningkatkan risiko depresi.