Muncul di Sinopsis Drakor Doctor Slump, Ketahui Penyebab Depresi Seperti Dialami Park Shin Hye

Maharani Kusuma Daruwati - Rabu, 20 Maret 2024
Mengenal penyebab depresi seperti di sinopsis drakor Doctor Slump
Mengenal penyebab depresi seperti di sinopsis drakor Doctor Slump JTBC

Parapuan.co - Kawan Puan pencinta drakor, sudahkah kamu melihat sinopsis drakor Doctor Slump?

Sinopsis drakor Doctor Slump meceritakan soal kisah Nam Ha Neul (Park Shin Hye) dan Yeo Jung Woo (Park Hyung Sik) yang saling bersaing dalam akademik saat SMA hingga akhirnya keduanya menjadi dokter.

Namun, sebuah tragedi membuat keduanya kembali bertemu dan justru jadi berteman. Sinopsis drakor berlanjut ketika sosok Nam Ha Neul yang sangat pekerja keras ini didiagnosis menderita depresi.

Ia terlalu keras pada hidupnya tanpa memikirkan diri sendiri dan terus bekerja serta menyenangkan orang di sekitarnya.

Tanpa disadari, hal ini justru membuat Ha Neul mengalami depresi. Dari situ, Nam Ha Neul bertekad untuk melakukan perubahan di hidupnya.

Belajar dari kasus Nam Ha Neul di drakor Doctor Slump, ketahui berbagai penyebab dan gejala depresi.

Gangguan depresi adalah gangguan mental yang umum. Ini melibatkan suasana hati yang tertekan atau kehilangan kesenangan atau minat dalam aktivitas untuk jangka waktu yang lama.

Menurut WHO, depresi berbeda dengan perubahan suasana hati dan perasaan biasa terhadap kehidupan sehari-hari.

Hal ini dapat memengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk hubungan dengan keluarga, teman dan komunitas. Hal ini dapat diakibatkan atau menimbulkan masalah di sekolah dan di tempat kerja.

Baca Juga: Reuni Park Shin Hye dan Park Hyuk Sik, Ini Sinopsis Drakor Doctor Slump

Depresi bisa terjadi pada siapa saja. Orang-orang yang pernah mengalami pelecehan, kehilangan yang parah, atau peristiwa-peristiwa yang membuat stres lainnya lebih mungkin mengalami depresi. Perempuan lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan pria.

Penyebab Depresi

Mengutip dari Cleveland Clinic, para peneliti belum mengetahui secara pasti penyebab depresi. Mereka berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perkembangannya, antara lain:

1. Kimia otak: Ketidakseimbangan neurotransmiter, termasuk serotonin dan dopamin, berkontribusi pada perkembangan depresi.

2. Genetika: Jika kamu memiliki kerabat tingkat pertama (orang tua kandung atau saudara kandung) yang menderita depresi, kamu tiga kali lebih mungkin terkena kondisi tersebut dibandingkan populasi umum. Namun, kamu bisa mengalami depresi tanpa riwayat keluarga.

3. Peristiwa hidup yang penuh tekanan: Pengalaman sulit, seperti kematian orang yang dicintai, trauma, perceraian, isolasi, dan kurangnya dukungan, dapat memicu depresi.

4. Kondisi medis: Nyeri kronis dan kondisi kronis seperti diabetes dapat menyebabkan depresi.

5. Pengobatan: Beberapa obat dapat menyebabkan depresi sebagai efek samping. Penggunaan narkoba, termasuk alkohol, juga dapat menyebabkan depresi atau memperburuk keadaan.

6. Kesepian: Merasa kesepian, yang disebabkan oleh hal-hal seperti terputusnya hubungan dengan keluarga dan teman, dapat meningkatkan risiko depresi.

Baca Juga: Cara Mengatasi Downward Spiral, Saat Emosi dan Pikiran Negatif Berkecamuk

Tanda dan Gejala Depresi

Gejala depresi bisa sedikit berbeda tergantung pada jenisnya dan bisa berkisar dari ringan hingga berat. Secara umum, gejalanya meliputi:

- Merasa sangat sedih, putus asa atau khawatir. Anak-anak dan remaja yang mengalami depresi mungkin lebih mudah tersinggung daripada sedih.

- Tidak menikmati hal-hal yang dulunya membawa kebahagiaan.

- Mudah tersinggung atau frustrasi.

- Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit, yang dapat menyebabkan penambahan atau penurunan berat badan.

- Sulit tidur (insomnia) atau tidur terlalu banyak (hipersomnia).

- Memiliki energi atau kelelahan yang rendah.

- Sulit berkonsentrasi, mengambil keputusan, atau mengingat sesuatu.

- Mengalami masalah fisik seperti sakit kepala, sakit perut atau disfungsi seksual.

- Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

Jika kamu atau orang yang kamu cintai berpikir untuk bunuh diri, segeralah mencari bantuan profesional atau hubungi layanan konseling terkait kesehatan jiwa.

Kawan Puan bisa menggunakan website Into the Light Indonesia atau klik di sini.

Baca Juga: Muncul Pikiran Negatif, Kenali Apa Itu Downward Spiral dan Penyebabnya

(*)



REKOMENDASI HARI INI

3 Tips Manfaatkan Uang Pesangon PHK Jadi Modal untuk Wirausaha