Parapuan.co - Kawan Puan kini mungkin sudah tak asing dengan terapi stem cell.
Stem cell atau sel punca adalah bahan induk tubuh, sel utama di mana semua sel lain dengan fungsi khusus bisa dihasilkan.
Dalam kondisi yang tepat di tubuh, sel punca membelah untuk membentuk lebih banyak sel yang disebut sel anak.
Sel anak ini menjadi sel induk baru atau sel khusus (diferensiasi) dengan fungsi yang lebih spesifik, seperti sel darah, sel otak, sel otot jantung, atau sel tulang.
Tidak ada sel lain dalam tubuh yang memiliki kemampuan alami untuk menghasilkan jenis sel baru.
Pengobatan ini merupakan respons perbaikan jaringan yang sakit, disfungsional, atau cedera menggunakan sel punca atau turunannya.
Pernahkah Kawan Puan membayangkan sebuah dunia di mana setiap orang sakit, tak peduli penyakit apapun itu, memiliki harapan untuk sehat kembali?
Harapan itu adalah harapan yang dibawa oleh terapi stem cell.
Dari penemuan awal yang sederhana namun revolusioner di pertengahan abad ke-20 tentang sel-sel dalam sumsum tulang, terapi ini telah berevolusi menjadi teknik transplantasi yang mengobati penyakit-penyakit mematikan seperti leukemia.
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien, Kenali Terapi Stem Cell untuk Pengobatan Penyakit Degeneratif
Perkembangannya terus-menerus menunjukkan potensi yang tak terbatas, membuka jalan menuju masa depan pengobatan yang lebih cerah.
Terapi stem cell telah mengubah paradigma pengobatan dan menawarkan solusi bagi penyakit-penyakit yang sebelumnya dianggap tidak dapat diobati.
Misalnya, menjalankan terapi stem cell sebagai standard pengobatan baru untuk menangani limfoma.
Teknologi ini juga merupakan terobosan dalam pengobatan penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson dan Alzheimer, serta bisa memperbaiki kerusakan jaringan akibat luka, luka bakar, dan kondisi osteoarthritis melalui regenerasi tulang dan kartilago.
Di Indonesia, potensi pengembangan stem cell tidak hanya sebatas pada aspek kesehatan, namun juga membawa dampak signifikan terhadap perekonomian negara.
Dengan populasi yang besar dan kebutuhan akan perawatan kesehatan yang terus meningkat, industri terapi stem cell memiliki potensi untuk berkembang pesat di Indonesia.
Menyusul negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang, beberapa institusi penelitian dan universitas di Indonesia telah mengadakan studi dan eksperimen terkait aplikasi stem cell, terutama untuk penyakit seperti stroke, diabetes, dan penyakit jantung.
Melalui investasi penelitian dan pengembangan teknologi stem cell ini lah lapangan kerja baru dalam bidang bioteknologi, kedokteran, dan penelitian ilmiah dapat terus di optimalkan.
Baca Juga: Apa ItuTerapi Stem Cell Viral di TikTok? Ini Manfaatnya untuk Tubuh
"Terapi stem cell ini merepresentasikan puncak dari kemajuan ilmiah dalam pengobatan regeneratif, membuka jalan bagi perawatan penyakit yang sebelumnya dianggap tidak bisa disembuhkan. Di mana hal ini harus kita perjuangkan agar terapi stem cell dapat menjadi opsi pengobatan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu perkembangan dan penerapan terapi stem cell memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Dengan menggali potensi terapi stem cell sebagai salah satu inovasi medis yang menjanjikan, Indonesia dapat memperluas pasar dalam sektor kesehatan, menciptakan lapangan kerja baru dalam bidang bioteknologi, penelitian medis, dan layanan kesehatan," jelas Sari W. Pramono selaku pendiri Jakarta Stemcell Centre sekaligus Ketua Komite Tetap Pasar Kerja dan Pemagangan KADIN Indonesia, seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN.
Pengembangan terapi stem cell juga dapat menggerakkan sektor industri terkait, seperti farmasi, peralatan medis, layanan kesehatan, dan sektor pariwisata.
Dengan menggabungkan keunggulan alam dan budaya dengan layanan medis yang berkualitas, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam industri health tourism di kawasan Asia dan menarik perhatian global sebagai destinasi utama bagi terapi stem cell yang terpercaya dan efektif.
Dengan infrastruktur kesehatan yang terus berkembang dan standar praktik klinis yang tinggi, Indonesia dapat menarik minat wisatawan kesehatan dari seluruh dunia.
Dengan demikian, pengembangan terapi stem cell dapat menjadi salah satu motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
"Tentunya pengembangan ilmu stem cell ini juga dapat meningkatkan daya saing global Indonesia dalam industri kesehatan serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui investasi dalam sumber daya manusia dan infrastruktur kesehatan yang lebih baik.
"Transformasi Indonesia menjadi tujuan health tourism melalui terapi stem cell akan membuka pintu bagi inovasi medis yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan secara luas. Dengan memadukan kekayaan alam, keberagaman budaya, dan kemajuan teknologi dalam terapi stem cell, Indonesia dapat menjadi destinasi yang dicari para wisatawan kesehatan dari seluruh dunia, menciptakan peluang ekonomi yang signifikan sambil memberikan manfaat kesehatan yang konkret bagi masyarakat lokal dan internasional. Tentunya untuk mencapai tujuan ini, dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak terkait," lanjut Sari W. Pramono ketika ditemui di
Jakarta Stemcell Center yang berlokasi di Menteng.
Tidak dapat dipungkiri, pengetahuan publik tentang stem cell di Indonesia masih dapat dikatakan minim.
Banyak yang belum menyadari bahwa stem cell tidak hanya menjadi pilihan pengobatan, tetapi juga menjadi langkah preventif untuk menjaga kesehatan.
Di sinilah pentingnya peran para dokter dan ahli kesehatan, edukator-termasuk di dalamnya guru, dosen atau instruktur
kesehatan, influencer dan public figures, legislator dan pembuat kebijakan, pengusaha, pemerintah hingga media massa untuk dapat berperan secara kolaboratif untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran bahwa terapi stem cell bukan sekadar sebuah opsi penyembuhan, melainkan juga sebuah langkah proaktif untuk menjaga kebugaran tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.
Baca Juga: Pusat Stem Cell Ini Punya Bank Tali Pusat dan Bisa Obati Ragam Penyakit hingga Perawatan Anti-Aging
(*)