2. Investasi berkelanjutan pada sumber daya, dukungan, perhatian, dan informasi untuk memastikan kemudahan akses bagi penatalaksaan TB dan penelitian mengenai TB.
Investasi ke depan untuk mendukung pilihan terapi pencegahan TB, pemendekan regimen terapi TB, rapid molecular diagnosis dan tes untuk infeksi TB, inovasi lainnya serta teknologi digital harus ditingkatkan guna meningkatkan luaran kesehatan dan menyelamatkan jutaan jiwa dari
infeksi TB.
3. Kemudahan akses untuk terapi pencegahan TB (TPT) dan pelayanan skrining TPT dan pelayanan skrining TB adalah prioritas, karena akan menciptakan efisiensi serta mendukung kesehatan masyarakat dan finansial yang lebih baik.
TB skrining yang terintegrasi dengan TPT meningkatkan kesempatan untuk melindungi masyarakat dari infeksi TB aktif.
Diharapkan pada tahun 2027 sebanyak 90 persen dari orang yang terinfeksi TB mendapatkan TPT atau pengobatan sesuai dengan kebutuhannya.
4. Aksi bersama semua sektor, komunitas, partner, donatur, dan masyarakat sipil. Aksi bersama semua sektor, komunitas, partner, donatur, masyarakat sipil, serta program TB Nasional diperlukan untuk menyediakaan pelayanan yang baik serta mendukung dan membentuk lingkungan yang
aman.
Rendahnya kesejahteraan, ketimpangan sosial, malnutrisi,
komorbiditas, diskriminasi, dan stigma adalah pencetus terjadinya epidemi TB.
Oleh karena itu, tindakan untuk memerangi TB dan penyebab
dasarnya tidak dapat dicapai hanya dengan sistem kesehatan saja, namun membutuhkan dukungan dari semua pihak.
5. Mengatasi kesenjangan kesehatan, memastikan kesehatan untuk semua Perhatian dipusatkan pada terjadinya kesenjangan kesehatan termasuk stigma dan diskrimisasi, untuk memastikan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Individu dengan TB merupakan individu dengan risiko stigma
dan kerentanan yang tinggi, sehingga menghadapi batasan untuk menerima pelayanan kesehatan. Aksi global sangat diperlukan untuk menghadapi kesenjangan kesehatan yang dihadapi oleh penderita TB.
PDPI terus berupaya menyukseskan usaha pemberantasan TB. Anggota perhimpunan kedepannya akan terus mendukung program pemerintah dalam penanggulangan TB, ikut serta dalam berbagai wadah dan kegiatan pemberantasan TB, sebagai role model, edukator, dan agen pembaharuan terkait pelayanan TB di daerah masing-masing, mengembangkan
penelitian, inovasi layanan, serta vaksinasi terkait Tuberkulosis.
Sangat diharapkan perjuangan ini bisa berlangsung terus menerus dan konsisten dari semua anggota perhimpunan yang dilandasi komitmen bersama.
Kerjasama yang baik antara anggota perhimpunan, pemerintah, masyarakat, sektor terkait dapat membantu dalam penanganan TB untuk mencapai target global penanggulangan TB. Bekerjasama secara erat dengan semua stakeholder hingga kita dapat menyelamatkan setiap orang, keluarga, dan komunitas dari infeksi TB.
"Kita harus terus berusaha menghentikan penyebaran TB dan merangkul semua yang terinfeksi dengan memberikan pelayanan terbaik yang mereka butuhkan. Together, Yes.. We can END TB!" pungkas Erlina.
Baca Juga: Selain Tidak Mengetahui Gejala Awal, Ini Kendala dalam Pencegahan TBC
(*)