Parapuan.co - Berdasarkan pernyataan dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI, sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024, terdapat 35.556 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia dengan 290 kematian.
Dr. Imran menambahkan bahwa saat ini beberapa daerah telah menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB) Dengue.
"Di bulan Maret ini saja, beberapa daerah sudah menetapkan KLB, seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kab Nagekeo," ujarnya.
Oleh karena itu, menurutnya pemerintah tidak pernah bosan untuk terus menekankan pentingnya 3M Plus, dan termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin DBD.
Sebagai informasi, 3M Plus adalah serangkaian langkah pencegahan yang efektif untuk mengurangi risiko DBD.
Adapun langkah tersebut termasuk menguras bak air, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan kembali barang bekas, menggunakan obat anti nyamuk dan memasang kawat kasa.
Untuk mencapai target nol kematian akibat dengue di tahun 2030, dr. Imran mengingatkan bahwa diperlukan peran aktif seluruh lapisan masyarakat,
“Sangat krusial untuk membangun sebuah sinergi yang kuat antara sektror publik, yaitu pemerintah, dan sektor swasta " ujarnya.
Menurutnya, strategi tersebut sudah memiliki blueprint, yaitu Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025.
Baca Juga: 3 Fakta Nyamuk Wolbachia, Apa Benar Bisa Mencegah Penyebaran DBD?
"Namun demikian, implementasi pengendalian dan pencegahan harus dilakukan di tingkat terkecil, yaitu keluarga. Semakin banyak keluarga bergerak, maka akan membantu kita mendekati target <10/10.000 penduduk," tambahnya lagi.
Maka dari itu, untuk membentuk pondasi yang kuat, Takeda dan Kementerian Kesehatan menyusun program kerja bersama dan meluncurkan lampanye #Ayo3MplusVaksinDBD.
Kampanye ini bertujuan mengajak lebih banyak masyarakat untuk semakin memahami tentang DBD beserta tindak pencegahan, termasuk memberikan edukasi seputar upaya preventif yang inovatif, seperti Wolbachia dan vaksinasi.
Kampanye ini kemudian diperkuat dengan berbagai serangkaian dialog, baik dengan para pembuat kebijakan, maupun komunitas sosial, untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di Indonesia.
“Selain melalui program ini, komitmen kami dalam pencegahan DBD juga kami wujudkan melalui partisipasi kami sebagai salah satu anggota pendiri Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue, yang digagas oleh Kaukus Kesehatan DPR RI dan Kementerian Kesehatan," ujar Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht.
Menariknya, ragam upaya edukasi pencegahan dengue dari kemitraan PT Takeda Innovative Medicines dan Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, termasuk kampanye #Ayo3mplusVaksinDBD, meraih penghargaan dalam ajang PR Indonesia Award 2024 untuk kategori Corporate PR.
"Untuk itu, kami berterima kasih kepada PR Indonesia yang telah merekognisi upaya pencegahan DBD yang kami lakukan," papar Andreas.
Penghargaan ini merefleksikan komitmen Takeda dan Dirjen P2P Kementerian Kesehatan dalam memerangi DBD melalui serangkaian kegiatan yang komprehensif.
Serta komitmen yang berkelanjutan untuk mencapai target nol kematian akibat dengue di Indonesia pada 2030.
Baca Juga: Musim Pancaroba Rentan Sebabkan Penyakit DBD, Ini 4 Langkah Pencegahannya
PR Indonesia Awards (PRIA) 2024 merupakan ajang kompetisi yang menilai kinerja kehumasan/PR di Perusahaan Swasta Nasional & Multinasional, BUMN, Anak Usaha BUMN, BUMD, Pemerintah Kota/Kabupaten/ Provinsi, Lembaga, Kementerian, dan Perguruan Tinggi.
Kompetisi ini menilai karya kreatif/program/pencapaian PR terbaik korporasi/instansi sepanjang Januari—Desember 2023.
Tahun 2024 merupakan tahun ke-9 penyelenggaraan dan telah menerima 699 karya dari 219 institusi dan perusahaan dari berbagai industri dengan kategori yang berbeda, yaitu PR Program, Crisis Management, Owned Media, Digital Canal, Annual Report, PR Department, dan CSR Communications.
(*)