Stop! Foto Anak Korban Kekerasan Seharusnya Tidak Disebar di Media Sosial

Rizka Rachmania - Sabtu, 30 Maret 2024
Ini alasan foto anak korban kekerasan seharusnya tidak disebarluaskan di media sosial.
Ini alasan foto anak korban kekerasan seharusnya tidak disebarluaskan di media sosial. iStock

Parapuan.co - Tengah viral di media sosial dan jadi perbincangan publik kasus penganiayaan anak oleh suster yang menimpa selebgram asal Malang, Jawa Timur, Aghnia Punjabi atau Emy Aghnia.

Selebgram Aghnia Punjabi membagikan foto-foto anaknya yang mengalami beberapa luka di bagian kepala setelah menjadi korban kekerasan fisik oleh suster yang dipercaya untuk merawatnya.

Video penganiayaan anak Aghnia Punjabi oleh suster pun turut dibagikan olehnya ke sebuah unggahan di Instagram pribadinya, @emyaghnia, kemudian disebarluaskan oleh banyak netizen ke berbagai media sosial.

"Niatnya adalah meminta orang-orang di media sosial agar menjaga anak-anak ataupun diri mereka, tetapi yang terjadi malah si pengunggah konten menjadi penyebar kekerasan visual," ungkap Rose Mini, psikolog anak dari Universitas Indonesia, melansir dari Kompas.com.

Rose Mini mengatakan bahwa ada beberapa pemicu utama netizen menyebarluaskan foto anak korban kekerasan, yakni sifat manusia yang selalu ingin menjadi yang pertama.

Orang ingin menjadi yang pertama dalam mengetahui, menyebarkan informasi, serta berkomentar.

Alhasil, hal tersebut mengakibatkan netizen tidak bijak saat memilih dan memilah informasi untuk disebarkan.

Dengan kata lain, menyebarkan foto anak korban kekerasan terkadang cenderung bermotif sensasional ketimbang keinginan untuk mengingatkan.

Ia pun menyarankan apabila berniat mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam melindungi anak, netizen cukup melakukannya dengan mengunggah pesan.

Baca Juga: Mengintip Bahaya di Balik Viralnya Kasus Kekerasan Seksual di Media Sosial dari Perspektif Korban

Rose Mini juga mengingatkan agar tidak mengunggah foto anak karena lucu dan menggemaskan karena bisa berbahaya, memicu predator yang mengancam anak.

"Alasan yang sering dipakai pengunggah ialah hanya ingin dibagi kepada mereka yang dikenalnya, yang jumlahnya mencapai puluhan atau ratusan orang," lanjut Rose Mini.

"Masalahnya, sikat setiap orang yang melihat unggahan itu tidak diketahui," lanjutnya.

Di samping itu, UNICEF Malaysia pun pernah menuliskan sederet alasan mengapa sebaiknya foto anak korban kekerasan tidak disebarluaskan di media sosial.

1. Jejak Digital dan Membangkitkan Trauma

Foto-foto anak korban kekerasan dengan berbagai luka di tubuhnya akan menjadi jejak digital yang mungkin akan terus ada sampai ia dewasa.

Internet tidak melupakan apapun dan apa yang dipublikasikan serta dibagikan secara online tidak bisa dihapus begitu saja.

Ketika anak menemukan dan melihat foto-foto tersebut di kemudian hari, hal tersebut memaksanya mengingat kembali trauma masa lalu.

2. Mempersulit Pencarian Pelaku

Baca Juga: 5 Hal yang Wajib Dipertimbangkan sebelum Mengunggah Foto Anak di Media Sosial

Pada kasus yang belum diketahui jelas siapa pelakunya, identifikasi terhadap pelaku menjadi sulit ketika video maupun foto sering dibagikan.

Pasalnya, kualitas rekaman atau sensor yang rendah membuat profil pelaku tersamarkan dan tidak terlihat jelas.

Terlebih jika foto atau video dibagikan ke banyak negara berbeda, alhasil asal-usul pelaku jadi hampir mustahil diketahui.

3. Stigmatisasi terhadap Anak

Anak yang jadi korban kekerasan dalam rumah tangga, mengalami pelecehan seksual, atau kesehatannya terpengaruh oleh kejadian tersebut, bisa mengalami stigmatisasi.

Mereka memiliki kemungkinan dikucilkan oleh masyarakat, bisa jadi juga diolok-olok jika masyarakat mengetahui informasi soal kasus kekerasan.

4. Melanggar Hak Martabat Anak

Pasal 16 Konvensi Hak Anak menyatakan bahwa tidak seorang anak pun boleh diganggu privasinya atau diserang terhadap kehormatan dan reputasinya.

Berbagi foto dan video anak dalam situasi yang merendahkan, bahkan dengan niat terbaik sekalipun dapat menyebabkan rasa malu dan tertekan.

5. Bukan Demi Kepentingan Anak

Karena semua alasan di atas, membagikan maupun menyebarluaskan foto anak, terlebih yang jadi korban kekerasan, adalah demi kepentingan anak.

Oleh karena itu, ada baiknya Kawan Puan tidak dengan mudah membagikan foto maupun video anak yang jadi korban kejahatan, maupun anak pada umumnya karena alasan lucu dan menggemaskan.

Baca Juga: Mengunggah Foto Anak-Anak di Media Sosial, Yakin Aman?

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Syarat Lulus Tes SKD CPNS 2024 yang Wajib Peserta Ketahui, Apa Saja?