3 Mahasiswi ITB Cetuskan Ide Device Canggih untuk Atasi Masalah Rambut Rontok

Citra Narada Putri - Jumat, 5 April 2024
Mahasiswi ITB pemenang L'Oreal Brandstorm 2024 ini cetuskan ide inovatif membuat device canggih untuk atasi masalah rambut rontok.
Mahasiswi ITB pemenang L'Oreal Brandstorm 2024 ini cetuskan ide inovatif membuat device canggih untuk atasi masalah rambut rontok. (Dok. Citra Narada/PARAPUAN)

Parapuan.co - Industri kecantikan terus berkembang, dan perangkat-perangkat yang canggih memainkan peran penting dalam membentuk tren.

Dengan penggunaan perangkat kecantikan yang canggih pun bisa membantu mengatasi masalah dengan lebih advance

Melihat kebutuhan yang semakin berkembang terhadap hadirnya perangkat kecantikan, tiga mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) pun menciptakan sebuah device canggih yang bisa mengatasi masalah rambut.

Mereka adalah Clara Sinaga, Priscilla A. Napitupulu dan Saskia Febriend, mahasiswi ITB yang baru melakukan inovasi dengan membuat FolliGenix Device.

FolliGenix Device adalah alat kecantikan berbentuk seperti scalp massager yang dilengkapi dengan teknologi canggih untuk masalah rambut rontok.

Adapun teknologi tersebut adalah ultrasound dan nano-technology untuk meningkatkan penyerapan serum secara optimal sesuai dengan kondisi folikel rambut konsumen, tanpa perlu melalui prosedur medis yang invasif.

Mockup Folligenix, device untuk atasi masalah rambut rontok.
Mockup Folligenix, device untuk atasi masalah rambut rontok. (Dok. Citra Narada/PARAPUAN)

"Dua komponen utama dari Folligenix ini adalah nano droplet dari serum yang dimasukkan (ke dalam device) akan dipecah seukuran nano, jadi lebih gampang masuk ke dalam kulit kepala kita," jelas Clara saat ditemui di Kantor L'Oreal, Jakarta (4/4/2024).

Selain nano droplet, alat canggih ini nantinya akan menggunakan teknologi ultrasound.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Rosemary Oil Viral di TikTok untuk Pertumbuhan Rambut

"Jika selama ini kita tahunya ultrasound untuk USG, sekarang kita memperkenalkan bahwa ultrasound ini bisa dipersonalisasi gelombangnya atau frekuensinya, supaya dia bisa membantu product delivery yang tadi ukurannya sudah sangat kecil (nano)," tambahnya.

Menariknya lagi, beauty device ini juga akan menggunakan material ramah lingkungan, dengan memakai karet daur ulang.

Walau masih berupa ide, namun alat ini diprediksi bisa mengatasi masalah rambut rontok dengan lebih baik, efektif dan efisien. 

Selain mencetuskan ide inovasi dalam bentuk perangkat kecantikan, ketiga mahasiswi ITB ini juga turut menghadirkan 'Genix App', aplikasi yang dapat melacak proses perawatan rambut melalui gawai.

Inovasi Canggih di L'Oreal Brandstorm 2024

Inovasi canggih Folligenix Device ini diciptakan oleh ketiga mahasiswi ITB untuk mengikuti kompetisi internasional L'Oreal Brandstorm 2024.

Sebagai informasi, L'Oreal Brandstorm adalah kompetisi inovasi terbesar berskala internasional bagi anak muda, yang telah diselenggarakan L‘Oréal sejak 1992 secara global.

Setiap tahunnya para peserta ditantang untuk membuat sebuah inovasi di bidang kecantikan dengan sebuah tema khusus, yang mana pada 2024 tema yang diangkat adalah “Reinvent the Future of Professional Beauty through Tech”.

Pada L'Oreal Brandstorm 2024, setiap tim ditantang untuk menelurkan inovasi berbasis teknologi untuk memberikan solusi dan pengalaman baru bagi pelanggan di industri kecantikan tata rambut.

Baca Juga: Wujudkan Komitmen Ramah Lingkungan, L'Oreal Indonesia Capai 100 Persen Energi Terbarukan

Clara, Priscilla dan Saskia yang tergabung dalam Tim Maya ini pun berhasil menjadi pemenang di tahap final nasional.

Nantinya, ide inovasi Folligenix ini pun akan dibawa oleh Tim Maya untuk mengikuti kompetisi tingkat internasional, yang akan bersaing dengan 65 negara lainnya.

Dijelaskan oleh Yenita Oktora, Chief Human Resource Officer L’Oréal Indonesia, salah satu alasan Tim Maya terpilih menjadi pemenang L'Oreal Brandstorm 2024 tingkat nasional adalah riset mendalam yang dilakukan untuk menciptakan sebuah ide inovatif Folligenix. 

"Mereka itu market research-nya kuat banget. Untuk bisa mendapatkan insight consumer mau apa, mereka dateng ke salon, ketemu ahli dan lain sebagainya," jelas Yenita.

Untuk membuat Folligenix ini, Tim Maya melakukan riset mendalam dengan mewawancarai sejumlah pakar dan merunut pada jurnal kesehatan.

"Kita melakukan intensive interview dengan beberapa salon partner Kerastase di Bandung dan pakar-pakar dermatologis serta teknik di kampus," cerita Priscilla. 

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ide dari Tim Maya bukan sekadar mengeluarkan suatu produk yang bisa dijual begitu saja, tapi juga menggunakan kemampuan profesional dan ahli untuk bisa menggunakan alat ini.

"Execution dan business plan-nya juga terlihat realistis. Bisa direalisasikan. Kami melihat bahwa proposalnya cukup komplit dan teknologinya juga tidak mengada-ngada. Antara mimpi dan realitanya itu balance," katanya lagi.

Kelak, Tim Maya pun akan membawa ide inovatif Folligenix ini melawan puluhan peserta dari 65 negara di London, Inggris pada bulan Juni 2024.

"Kalau mereka menang nanti, mereka akan masuk masa inkubasi mereka akan belajar lebih mendalam tentang perangkat kecantikan dan sains. Dan ilmu-ilmu itulah yang akan dibawa kembali ke dalam pekerjaan mereka nantinya," tutup Yenita. 

(*)

Baca Juga: L'oreal Hairducation Cetak Lebih dari 1.700 Lulusan SMK Siap Berkarya di Industri Tata Rambut



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru