Parapuan.co - Di momen kumpul keluarga seperti Lebaran, anak-anak balita akan berinteraksi satu sama lain dengan saudara atau sepupunya.
Ketika anak-anak balita mulai berinteraksi satu sama lain, tidak jarang mereka terlibat dalam pertengkaran dengan saudaranya.
Bagi orang tua, mengelola konflik yang terjadi pada anak balita bisa jadi tantangan tersendiri.
Pemahaman dan pendekatan yang tepat dapat membantu anak-anak balita belajar berkomunikasi, menyelesaikan konflik, dan membangun hubungan yang sehat.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh orang tua ketika anak balita bertengkar dengan saudaranya:
1. Pertimbangkan Usia dan Tahap Perkembangan Anak
Anak balita masih dalam tahap belajar mengontrol emosi dan bereksplorasi dalam interaksi sosial.
Orang tua perlu memahami bahwa pertengkaran antara saudara merupakan bagian dari proses belajar.
Anak balita mungkin tidak selalu memiliki keterampilan untuk mengekspresikan diri secara verbal atau menyelesaikan konflik dengan cara yang baik.
Baca Juga: Milestone Berkomunikasi pada Anak Usia 0-5 Tahun, Simak 8 Tahap Perkembangannya
2. Jangan Campur Tangan Terlalu Cepat
Sebelum mengintervensi, biarkan anak-anak mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri terlebih dahulu.
Dengan memberi mereka kesempatan untuk berkomunikasi dan menemukan solusi, anak dapat belajar keterampilan menyelesaikan konflik.
3. Ajari Keterampilan Komunikasi yang Baik
Bantu anak-anak untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata, bukan dengan perilaku agresif atau tantrum.
Ajarkan mereka untuk mendengarkan dengan baik dan mengerti perspektif saudara mereka.
Beri penghargaan atau apresiasi pada usaha mereka jika dapat berkomunikasi dengan baik.
4. Tetap Tenang dan Netral
Ketika mengatasi pertengkaran, penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan netral.
Baca Juga: Tetap Tenang, Orang Tua Bisa Lakukan Ini jika Anak Alami Pelecehan Seksual
Hindari menyalahkan salah satu anak secara langsung. Bantu mereka untuk fokus pada masalah yang perlu diselesaikan, bukan malah menyalahkan.
5. Berikan Perhatian dan Dukungan
Pastikan setiap anak merasa didengar dan dipahami dengan memberikan perhatian dan menunjukkan dukungan dalam menyelesaikan konflik.
Ingatkan anak-anak bahwa meskipun bertengkar, mereka masih saling menyayangi.
6. Beri Contoh Positif
Orang tua dapat menjadi contoh yang baik dalam menyelesaikan konflik dengan cara yang positif dan damai.
Tunjukkan kepada anak-anak bagaimana berbicara dengan sopan dan mencari solusi yang saling menguntungkan.
7. Tetap Konsisten dengan Aturan dan Konsekuensi
Tentukan aturan yang jelas tentang perilaku yang diterima dan tidak diterima dalam keluarga.
Baca Juga: Tahan Emosi, Ini 5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Saat Toddler Memukulmu
Berikan konsekuensi yang konsisten dan pratikkan secara disiplin ketika aturan dilanggar.
Ini membantu anak-anak memahami batasan-batasan yang ada dan konsekuensi dari perilaku mereka.
8. Beri Pujian pada Perilaku Positif
Jangan lupa memberikan pujian pada anak-anak ketika mereka berperilaku baik.
Misalnya anak menunjukkan keterampilan komunikasi yang baik, menyelesaikan konflik dengan damai, atau memperlihatkan kerja sama dengan saudara mereka.
Pujian tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka dan memperkuat perilaku positifnya.
Kunci mengatasi anak balita yang bertengkar dengan saudaranya adalah sabar dan pengertian.
Kawan Puan tidak boleh ikut emosi ketika anak-anak balita bertengkar. Semoga membantu!
Baca Juga: Bikin Lebih Percaya Diri, Ini 6 Cara Memuji Anak yang Benar
(*)
*Sebagian dari artikel ini dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence - AI).