Baca Juga: Setelah ChatGPT, Ini 5 Tren Teknologi AI Tahun 2024 dan Kegunaannya
Selama perjalanan kariernya di Anantarupa, Grace telah merancang karakter-karakter yang terinspirasi dari suku dan budaya Indonesia.
Karakter-karakter ini mencakup Lando yang terinspirasi dari Suku Bajo dan Nanjan yang terinspirasi dari Suku Dayak.
Ia juga merancang karakter yang terinspirasi oleh tokoh mitologi, Mahabali, yang dalam Lokapala dinamakan Mavell.
Grace Wijaya merasa bangga bisa menjadi salah satu pengembang IP di Indonesia.
Ia berharap bahwa IP yang direlevansikan dengan keadaan audiens dapat lebih diterima dan nilai yang ditanam dalam IP tersebut bisa perlahan tertanam di hati audiens.
Menurut Grace, untuk bekerja dalam IP Development, seseorang harus bisa merelevansikan nilai-nilai tertentu menjadi IP yang menarik untuk dikonsumsi masyarakat.
Anantarupa Studios memiliki dunia Lokapala, yang terinspirasi dari relief Borobudur, dan karakter-karakter yang ada di dalam dunia tersebut.
Setiap karakter memiliki kisahnya sendiri yang terinspirasi dari budaya serta suku-suku di Indonesia, tokoh mitologi, dan tokoh Sejarah Indonesia.
"Jangan kecil hati dan tetaplah pede dengan ide-ide yang kalian miliki. Jadilah perempuan yang tangguh karena mungkin ide kalian akan mendorong industri IP Indonesia menjadi lebih baik," papar Grace.
Baca Juga: Prospek Karier Perempuan di Bidang Teknologi Menurut Aulia Halimatussadiah Girls in Tech
3. Jenny: Pentingnya Kreativitas dan Keinginan untuk Terus Belajar
Selanjutnya, ada Jenny yang telah bekerja di Anantarupa selama hampir dua tahun dan bertanggung jawab untuk mengembangkan IP Lokapala, baik untuk keperluan in-game maupun ke dalam berbagai media lainnya.
Jenny telah merasakan tantangan dan kesenangan dalam menulis berbagai format dan untuk berbagai media.
Ia juga berkesempatan untuk menulis skenario character trailer beberapa ksatria di Lokapala, dan berkontribusi dalam pembuatan ksatria yang berasal dari Nias.
Jenny merasa bekerja di Anantarupa sangat menyenangkan, karena lingkungannya supportif dan selalu ada hal baru untuk dilakukan.
Menurut Jenny, untuk bekerja dalam IP Development, seseorang harus memiliki creative thinking, eksploratif, adaptif, dan terus mau belajar.
Ia juga percaya bahwa potensi industri IP di Indonesia masih sangat besar dan sangat butuh dukungan dari berbagai pihak.
"Jangan pernah ragu dan jangan pernah merasa sudah cukup. Kehausan untuk belajar hal baru adalah hal yang berguna dan akan sangat membantu kita dalam mengembangkan industri IP ini," ungkap Jenny.
Itulah tadi tiga perempuan kreatif di industri IP. Semoga perjalanan karier ketiga women in tech di atas menginspirasi, ya.
Baca Juga: Sambut Hari Perempuan Internasional, Ada Program Women in Entrepreneurship yang Bisa Dicoba
(*)