Parapuan.co - Ketika berbicara mengenai industri game, laki-laki mungkin adalah pihak yang mendominasi.
Namun, banyak juga perempuan-perempuan hebat yang ahli di bidangnya yang bergelut di industri game loh, Kawan Puan.
Industri game yang merupakan bagian dari industri Intellectual Property (IP) ini, diramalkan akan menjadi sumber ekonomi baru di Indonesia.
Walau banyak perusahaan di Tanah Air yang bergerak di bidang ini, ada satu perusahaan pengembang IP bernama Anantarupa Studios yang dikenal sebagai pembuat game Massively Online Battle Arena (MOBA) pertama di Indonesia bahkan se-Asia Tenggara, yaitu Lokapala.
Sebagai perusahaan pembuat IP, Lokapala membutuhkan tim yang bertugas untuk membuat cerita dan dunia di dalam game, sampai ke pembuatan karakter-karakternya.
Di Anantarupa, tugas tersebut diemban oleh tim IP Development yang dinahkodai oleh perempuan yang sangat menguasai bidangnya.
Sebut saja di antaranya, pemimpin divisi Ninoi Kiling, yang dibantu oleh tim writer atau penulis yang dikepalai oleh Grace Wijaya dan Jenny.
Yuk, mengenal lebih dekat tiga sosok Kartini masa kini di bidang IP pengembang Lokapala berikut ini!
1. Ninoi Kiling: Menyibak Tabir Industri Properti Intelektual
Baca Juga: Cara Jadi Game Developer seperti Jerry Lawson, Sosok yang Muncul di Google Doodle
Ninoi Kiling adalah leader di divisi IP Development dan Riset di Anantarupa Studios.
Ia telah menunjukkan bahwa perempuan dapat berperan penting dalam bidang yang seringkali didominasi oleh pria.
Ninoi telah berada di Anantarupa sejak awal pembuatan Lokapala sekitar 7 tahun yang lalu.
Dalam perannya, ia bertanggung jawab untuk memastikan semua produk yang berhubungan dengan IP tercipta dan rilis dengan kualitas yang bagus.
Salah satu highlight perjalanan karier Ninoi di Anantarupa adalah pertemuan Zoom bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
Tak hanya itu, pencapaian terbesarnya adalah berperan dalam mengangkat The Sin Nio menjadi salah satu Ksatriya di Lokapala, bernama Nio.
Tidak banyak yang tahu cerita dan perjuangan heroik Nio di zaman pra-kemerdekaan.
Ksatria Nio rilis di akhir tahun 2020, dan 2 tahun setelahnya, Komisi Nasional (Komnas) Perempuan mengusulkan The Sin Nio menjadi Pahlawan Nasional.
Baca Juga: Hari Pahlawan, Ini Daftar Perempuan yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Sebagai perempuan di bidang pekerjaan yang banyak didominasi oleh laki-laki, Ninoi merasa hal tersebut bukan masalah besar.
"Sebagai penutur cerita, kita harus percaya bahwa tugas kita ini bukan hanya melestarikan cerita yang sudah ada, turun temurun diserahkan pada kita, tapi juga bagaimana cerita kita bisa memberikan dampak ke sekitar kita," kata Ninoi untuk Kawan Puan yang tertarik terjun di industri IP.
"Jadi berceritalah sesering mungkin. Observasi bagaimana cerita kalian bisa memberikan impact ke audiens kalian, karena saya percaya, cerita bisa mengubah bangsa, satu orang dalam satu waktu," imbuhnya.
Ninoi adalah contoh nyata dari semangat Kartini yang masih hidup dan berkembang di Indonesia.
Melalui karya dan dedikasinya, ia membuktikan bahwa perempuan dapat berkontribusi secara signifikan dalam industri kreatif dan berperan penting dalam memajukan budaya dan sejarah Indonesia.
2. Grace Wijaya: Menulis Narasi yang Menarik dan Menginspirasi
Selain Ninoi, ada Grace Wijaya, seorang Supervisor Writer di Anantarupa Studios, yang banyak berjasa dalam menciptakan karakter dan cerita di dalam game Lokapala.
Sebagai Supervisor Writer, Grace bertanggung jawab untuk mengolah ide-ide bernilai tinggi menjadi narasi yang menarik dan dapat diterima oleh audiens.
Ia berusaha untuk memastikan bahwa setiap karya dikemas sedemikian rupa, sehingga relevan dengan generasi sekarang tanpa harus menghilangkan nilainya.
Baca Juga: Setelah ChatGPT, Ini 5 Tren Teknologi AI Tahun 2024 dan Kegunaannya
Selama perjalanan kariernya di Anantarupa, Grace telah merancang karakter-karakter yang terinspirasi dari suku dan budaya Indonesia.
Karakter-karakter ini mencakup Lando yang terinspirasi dari Suku Bajo dan Nanjan yang terinspirasi dari Suku Dayak.
Ia juga merancang karakter yang terinspirasi oleh tokoh mitologi, Mahabali, yang dalam Lokapala dinamakan Mavell.
Grace Wijaya merasa bangga bisa menjadi salah satu pengembang IP di Indonesia.
Ia berharap bahwa IP yang direlevansikan dengan keadaan audiens dapat lebih diterima dan nilai yang ditanam dalam IP tersebut bisa perlahan tertanam di hati audiens.
Menurut Grace, untuk bekerja dalam IP Development, seseorang harus bisa merelevansikan nilai-nilai tertentu menjadi IP yang menarik untuk dikonsumsi masyarakat.
Anantarupa Studios memiliki dunia Lokapala, yang terinspirasi dari relief Borobudur, dan karakter-karakter yang ada di dalam dunia tersebut.
Setiap karakter memiliki kisahnya sendiri yang terinspirasi dari budaya serta suku-suku di Indonesia, tokoh mitologi, dan tokoh Sejarah Indonesia.
"Jangan kecil hati dan tetaplah pede dengan ide-ide yang kalian miliki. Jadilah perempuan yang tangguh karena mungkin ide kalian akan mendorong industri IP Indonesia menjadi lebih baik," papar Grace.
Baca Juga: Prospek Karier Perempuan di Bidang Teknologi Menurut Aulia Halimatussadiah Girls in Tech
3. Jenny: Pentingnya Kreativitas dan Keinginan untuk Terus Belajar
Selanjutnya, ada Jenny yang telah bekerja di Anantarupa selama hampir dua tahun dan bertanggung jawab untuk mengembangkan IP Lokapala, baik untuk keperluan in-game maupun ke dalam berbagai media lainnya.
Jenny telah merasakan tantangan dan kesenangan dalam menulis berbagai format dan untuk berbagai media.
Ia juga berkesempatan untuk menulis skenario character trailer beberapa ksatria di Lokapala, dan berkontribusi dalam pembuatan ksatria yang berasal dari Nias.
Jenny merasa bekerja di Anantarupa sangat menyenangkan, karena lingkungannya supportif dan selalu ada hal baru untuk dilakukan.
Menurut Jenny, untuk bekerja dalam IP Development, seseorang harus memiliki creative thinking, eksploratif, adaptif, dan terus mau belajar.
Ia juga percaya bahwa potensi industri IP di Indonesia masih sangat besar dan sangat butuh dukungan dari berbagai pihak.
"Jangan pernah ragu dan jangan pernah merasa sudah cukup. Kehausan untuk belajar hal baru adalah hal yang berguna dan akan sangat membantu kita dalam mengembangkan industri IP ini," ungkap Jenny.
Itulah tadi tiga perempuan kreatif di industri IP. Semoga perjalanan karier ketiga women in tech di atas menginspirasi, ya.
Baca Juga: Sambut Hari Perempuan Internasional, Ada Program Women in Entrepreneurship yang Bisa Dicoba
(*)