Kecelakaan yang dialami Arih Lystia membuat hidupnya berubah drastis, bahkan kini ia harus hidup dengan keterbatasan fisik akibat kecelakaan tersebut.
Arih sempat mengurung diri di rumah, tidak mau berinteraksi dengan orang di luar. Namun, semangat dan dukungan yang diberikan sang ibu membuat dirinya kembali bangkit.
Hidup dengan keterbatasan fisik, Arih Lystia memulai proses menerima diri sendiri setelah mengalami kecelakaan. Ia menyalurkan kreativitasnya melalui makeup dan menjadi kreator konten, hingga menemukan kepercayaan diri melalui komunitas online.
4. Irene Komala
Irene Komala punya keinginan besar untuk mengelilingi Indonesia, namun impiannya itu dilarang oleh kedua orang tuanya. Ia tak diizinkan untuk traveling ke berbagai kota maupun negara.
Perempuan memang kadang merasa kesulitan dan seolah dibatasi ketika menyuarakan isi hati dan keinginannya. Oleh karena itu, Irene Komala bercerita tentang pilihannya untuk speak up soal keinginan hati ke orang tuanya.
Keberaniannya untuk membicarakan mimpinya pada orang tua membuka pintu kebebasan serta kesempatan membuat konten dan bertemu banyak orang saat berkeliling Indonesia.
5. Nadhira Nuraini Afifa
Perempuan Indonesia sering dihadapkan dengan peran-peran yang melimitasi, misalnya tidak bisa melanjutkan pendidikan jika sudah menikah dan jadi ibu.
Akan tetapi, Nadhira Nuraini Afifa bercerita tentang tantangan dalam hidupnya sebagai perempuan, ibu, dokter, dan kreator konten yang membagi waktu dan mengejar mimpinya.
Ia membuktikan bahwa perempuan tetap bisa mewujudkan impiannya meneruskan pendidikan tinggi sekaligus hadir untuk putrinya. Ia menginspirasi perempuan lain lewat konten-kontennya.
Itulah sekilas kisah dari sosok perempuan kreator YouTube dalam serial dokumenter Seribu Kartini yang berani mendobrak narasi dan membatasi dan tekanan sosial.
Kawan Puan bisa melihat dan mendengarkan langsung kisah mereka di YouTube Indonesia.
Baca Juga: Perjalanan Karier Yessica Tania, Dokter yang Jadi Content Creator Kecantikan Viral di TikTok
(*)