Parapuan.co - "Keluar dari zona nyaman tidaklah mudah," ucap Novi Listiana, petani sekaligus content creator asal Boyolali, Jawa Tengah.
Novi dengan berani keluar dari zona nyamannya untuk jadi petani di desa, sekaligus pembuat konten di YouTube, TikTok, dan Instagram.
Novi harus kembali mencari kembali jati dirinya setelah terus-menerus mengalami tantangan berat dan skeptisme di sekitar penyanyi dangdut di kota kecil.
Ya, sebelum dikenal sebagai petani dan content creator, Novi Listiana adalah seorang penyanyi dangdut di daerah dengan bayaran kecil.
Upah yang ia dapat dari kerja keras jadi penyanyi dangdut nyatanya tak cukup untuk kehidupan dirinya, apalagi keluarganya.
Keluarga Novi terjerat utang dengan nominal yang cukup besar, sehingga ia pun harus memutar otak bagaimana caranya mendapatkan uang untuk melunasinya.
Kesuksesannya sebagai petani sekaligus content creator pun menurutnya salah satunya didorong oleh keinginan kuat dirinya membantu melunasi utang orang tua.
"Ini mungkin berawal dari tekadku untuk membantu orang tua melunasi utangnya," ungkapnya.
Jadi Penyanyi Dangdut Sejak Remaja
Baca Juga: Perjalanan Karier Denada, Berjuang Keras agar Anak Sembuh dari Kanker
Tumbuh besar di dunia musik dan dikaruniai bakat musik yang luar biasa, Novi semangat menekuni karier sebagai penyanyi dangdut sejak usia 18 tahun.
Namun, setelah tiga tahun menjalani profesi ini, ia menyadari bahwa banyak tantangan dan stigma negatif yang menyertainya.
Dia yang tidak pernah goyah akan pilihannya, suatu malam merasakan tantangan-tantangan dan stigma negatif termanifestasi dalam sebuah pengalaman yang mengancam keselamatan fisiknya.
Saat itulah dia memaksa dirinya untuk keluar dari zona nyaman menyanyi dangdut yang selama ini jadi pekerjaannya.
"Pernah itu pas pulang nyanyi malam-malam dicegat sama preman-preman sudah mabuk, aku sembunyi di rumah gedong," ucapnya dalam YouTube Indonesia Seribu Kartini.
"Memang kalau penyanyi dangdut ya banyak rintangannya, jadi aku memutuskan pekerjaan yang lain ajalah, yang ayem, tenteram, keluargaku bisa terpenuhi seluruh kebutuhannya," imbuhnya.
Novi mengevaluasi pilihannya sebagai penyanyi dan mencari kembali identitasnya sambil berupaya membantu orang tuanya yang terlilit utang.
Menjadi Petani Bukanlah Keputusan Mudah
Baca Juga: Peran Petani Perempuan Kelapa Sawit dalam Pembangunan Ekonomi Desa
Tuntutan fisik untuk melakukan pekerjaan kasar selama 24/7, ditambah kondisi alam yang terus berubah, membuatnya sangat skeptis terhadap kemampuannya sendiri hingga hampir menyerah.
"Dulu pas waktu belajar bertani aku pernah hampir menyerah, dulu memandang petani itu kan sulit, terus ngangkat berat-berat, dan kerjaannya kotor-kotoran, apa aku bisa seperti mereka," ungkapnya.
Ladang tempat Novi bercocok tanam sempat terkena longsor akibat hujan deras tiga hari berturut-turut, plastik untuk bertanam pun terbang terbawa angin.
Padahal, harga plastik yang digunakan untuk tanaman itu tak murah. Novi hanya bisa duduk terpaku dan menangis.
Namun ia melawan hambatan mental yang ada di dalam dirinya, terus berdedikasi untuk bertani. Novi pun tak luput mendokumentasikan semua naik turun perjalanannya di kanal YouTube-nya yang bernama Novi Happy Farmer.
Keaslian kisah dan sikap positifnya memenangkan hati banyak pemirsa. Novi berhasil memperoleh 1,09 juta subscribers YouTube dengan total lebih dari 471.556.121 views di kanalnya dalam waktu empat tahun.
“Aku dulunya pemalu di depan kamera dan tidak tahu bagaimana harus bertindak di depan kamera," kenangnya.
"Tapi aku terus melakukannya berulang kali, hingga membuatku merasa lebih nyaman sekarang," tambahnya.
Jadi petani di desa, Novi mengungkap bahwa ia bangga dengan dirinya yang sekarang. Ia bisa mendapatkan penghasilan sekaligus melakukan hal-hal yang ia suka.
Novi pun senang bisa menunjukkan pada generasi muda untuk tidak malu menjadi seorang petani di desa karena ternyata itu menghasilkan.
Ia menegaskan bahwa perempuan itu jangan takut keluar dari zona nyaman karena siapa tahu saat keluar dari zona tersebut, kesuksesan menghampiri.
"Dan sebagai seorang perempuan, kita tidak boleh takut untuk keluar dari zona nyaman. Karena jika kita terus hidup dalam ketakutan, kita tidak akan pernah menemukan arah jalan kesuksesan,” pungkasnya.
Baca Juga: 5 Kreator YouTube dalam Serial Seribu Kartini yang Berani Dobrak Narasi Negatif dan Tekanan Sosial
(*)