Parapuan.co - Kawan Puan, para ibu selalu mempunyai tantangan dalam mengelola keuangan.
Ibu-ibu harus mempertimbangkan kebutuhan rumah tangga, anak, baru dirinya sendiri.
Belum bagi ibu-ibu pelaku usaha, yang perlu mempertimbangkan pula keuangan bisnisnya.
Ditambah lagi akhir-akhir ini rupiah melemah, sehingga berdampak pada naiknya harga kebutuhaan pokok.
Menanggapi hal ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membagikan tips mengelola keuangan bagi ibu-ibu pelaku usaha.
Hal tersebut disampaikan oleh Friderica Widyasari, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen.
Yuk, simak pemaparan Friderica Widyasari sebagaimana dikutip dari Kompas.com berikut ini!
1. Memisahkan Anggaran
Friderica menjelaskan, hal pertama yang perlu dilakukan ibu yang menjalankan usaha adalah memisahkan anggaran.
Baca Juga: Keuangan Masa Depan Aman, Ini 8 Tips Merdeka Finansial untuk Gen Z
Pisahkan anggaran untuk usaha dengan anggaran belanja keluarga. Simpan pada rekening yang berbeda pula.
Dengan memisahkan anggaran, kamu tidak akan menggunakan keuntungan bisnis untuk kebutuhan rumah tangga.
Lalu keuangan rumah tangga juga aman dan tidak terpakai untuk keperluan menjalankan bisnis.
"Dari bisnis dapat pemasukan, kemudian belum dihitung biaya-biaya, uangnya keluar untuk keluarga dan lain-lain. Nah, itu harus dipisahkan," kata Friderica.
2. Siapkan Pos Dana Darurat
Berikutnya, Friderica juga menyarankan untuk ibu-ibu pelaku usaha agar menyiapkan pos khusus dana darurat.
Dana darurat bisa digunakan dalam keadaan darurat, sebagai bantalan jika ada kenaikan harga yang signifikan.
Adapun jumlah dana darurat yang perlu disiapkan adalah senilai 3-6 kali pengeluaran bulanan.
Kamu bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan bulanan yang biasanya kamu keluarkan.
Baca Juga: Tips Mengelola Dana Darurat, Apa yang Dilakukan Jika Sudah Menggunakannya?
"Orang beda-beda tergantung berapa jumlah anak, kebutuhan setiap bulan, dan lain-lain," tutur Friderica.
3. Menentukan Skala Prioritas
Tips selanjutnya adalah menentukan skala prioritas, mulai dari pengeluaran primer hingga tersier.
Misalnya berapa yang kamu keluarkan untuk kebutuhan bulanan, pendidikan anak, hiburan, dan sebagainya.
Di dalam skala prioritas tersebut, sediakan pula pos pengeluaran untuk diinvestasikan.
"Berapa yang ditabungkan, berapa yang diinvestasikan. Jadi untuk melawan inflasi, kita investasi," tambah Friderica.
Demikian tadi tips mengelola keuangan bagi ibu-ibu yang menjalankan usaha menurut OJK.
Semoga informasi di atas bermanfaat dan selamat menerapkannya ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Perempuan Bisa Investasi, Kenali Perbedaan Tabungan, Giro, dan Deposito
(*)