Parapuan.co - Tahukah Kawan Puan bahwa sebanyak 64,5 persen pelaku ide usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia adalah perempuan?
Data tersebut diperoleh dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Salah satu perempuan pelaku ide usaha yang memulai berbisnis sejak muda adalah Nendah Dewi Ningsih.
Nendah Dewi Yuningsih merupakan pemilik usaha hijab asal Cikampek, Jawa Barat yang memulai bisnisnya dengan memanfaatkan platform belanja online.
Seperti dalam pers rilis yang diterima PARAPUAN, Nendah merintis bisnis hijab di tengah pandemi pada 2020 lalu karena ia kehilangan pekerjaan.
Dengan uang Rp2 juta yang ia miliki, Nendah menjadikannya sebagai modal awal berbisnis, dengan harapan keuntungannya bisa dipakai untuk melanjutkan kuliah.
Akan tetapi, awal memulai peluang bisnis hijab, Nendah mengaku menghadapi berbagai tantangan operasional.
Antara lain, kesulitan mempromosikan bisnisnya, penjualan sepi, hingga tantangan pribadi seperti minimnya dukungan dari orang tua, keluarga, dan teman-teman.
Meski begitu, Nendah tetap bertekad untuk meraih cita-cita dan harapan keluarganya agar bisa menjadi anak pertama dalam keluarganya yang meraih gelar sarjana.
Baca Juga: Tips Memulai Usaha dari 0 ala Monica Amadea, Pemilik Bisnis Fashion Monomolly
"Awalnya aku jualan via media sosial, tapi enggak bertahan lama. Kemudian, aku coba berjualan di Shopee karena lihat kok kayaknya banyak orang di desa aku beli barang di Shopee," papar Nendah.
"Setelah bergabung dengan Shopee, penjualanku meningkat secara signifikan dan omzet tahunan bisnisku bahkan bisa mencapai miliaran rupiah," imbuhnya.
Nendah menjadi contoh sosok Kartini masa kini inspiratif yang telah memberdayakan komunitas di sekitarnya dalam menjalankan ide usaha.
Memasuki tahun keempat bisnisnya, Nendah kini telah memiliki pabrik konveksi sendiri di Cikampek dan bekerja sama dengan dua pabrik konveksi di Jakarta dan Bandung yang secara khusus memproduksi produk Dhinda Hijab.
Saat ini, Nendah berhasil mempekerjakan lebih dari 150 pekerja, baik dari warga sekitar tempat tinggalnya hingga kota-kota lainnya.
Rupanya, ada tiga faktor yang mendorong dan membantu perempuan kelahiran tahun 2001 ini membangun Dhinda Hijab. Yuk, simak!
1. Rasa Percaya pada Kemampuan Diri Sendiri
Awal mula menjalankan peluang bisnis, Nendah dipandang sebelah mata oleh teman-teman, bahkan keluarganya sendiri.
Namun ia tidak menyerah, dan tetap percaya pada kemampuannya sendiri dan berusaha mencari motivasi dari lingkungan luar.
Baca Juga: Ingin Punya Brand Hijab? Ikuti 5 Tips Berikut Ini untuk Membuat Bisnis Baru
"Aku maju mundur banget saat bangun bisnis ini karena tidak dapat dukungan dari orang-orang terdekatku," ungkap Nendah.
"Tapi pengalaman inilah yang membuat aku makin termotivasi untuk membuktikan aku juga bisa sukses. Kuncinya sih kita harus percaya dulu sama kemampuan kita sendiri," jelas Nendah.
2. Terus Belajar untuk Melakukan Inovasi
Nendah menekankan pentingnya terus berusaha eksplorasi dan mempelajari fitur maupun program baru yang bisa membantu mengembangkan bisnisnya.
Seorang pebisnis harus cerdas melihat perkembangan tren yang sedang terjadi di komunitas pelanggannya.
"Aku modal nekat aja dulu, coba belajar fitur-fitur dan program yang ada di Shopee untuk disesuaikan dengan kebutuhan bisnis," kata Nendah lagi.
3. Kegigihan untuk Menjalani dan Menikmati Proses
Naik turun dalam sebuah bisnis adalah hal yang sangat wajar. Nendah percaya bahwa pengalaman itu dapat membantunya meraih kesuksesan.
Setiap proses perjalanan dalam membangun Dhinda Hijab telah memberikan pembelajaran tersendiri bagi Nendah.
"Menurutku sebagai seorang pebisnis, kita harus bisa lebih berani menikmati setiap proses jatuh bangun. Kegagalan tersebut yang nantinya bisa dijadikan pembelajaran untuk kesuksesan kita nanti," tutup Nendah.
Itulah tadi cerita Nendah Dewi Yningsih, pemilik ide usaha Dhinda Hijab. Semoga menginspirasi, ya.
Baca Juga: Inspiratif, Mahasiswi Jawa Timur Sukses Ekspor Hijab ke Luar Negeri
(*)