BRANDSTORY
Konten ini merupakan kerja sama Parapuan dengan Boston Consulting Group
Tujuan Terkait

Perempuan Mendominasi Sektor UMKM, Studi BCG dan Stellar Women Ungkap Tantangannya

Yussy Maulia - Jumat, 26 April 2024
Managing Director dan Partner di BCG Lenita Tobing, salah satu penulis studi “From Dream to Reality: Empowering Indonesian Women Entrepreneurs for a Stronger Society” (2024).
Managing Director dan Partner di BCG Lenita Tobing, salah satu penulis studi “From Dream to Reality: Empowering Indonesian Women Entrepreneurs for a Stronger Society” (2024). Dok. Istimewa

Sayangnya, angka kesuksesan bisnis UMKM perempuan masih terbilang kecil. Hanya 24 persen responden yang bisnisnya berjalan dengan sukses pada percobaan pertama.

Baca Juga: 3 Cara Menghilangkan Rasa Jenuh Saat Menjalankan Ide Usaha, Apa Saja?

Menurut Lenita, tingkat kesuksesan perempuan pelaku UMKM tak lepas dari tantangan dan diskriminasi yang masih dihadapi oleh perempuan di dunia UMKM.

Dalam survei tersebut ditemukan, setidaknya ada tiga tantangan utama yang dihadapi oleh perempuan pelaku UMKM, yaitu keterbatasan akses mentor (73 persen), minimnya akses permodalan atau produk finansial lainnya (71 persen), dan minimnya pengetahuan tentang dunia usaha (66 persen).

Tak hanya itu, perempuan juga mengalami tantangan yang datangnya justru dari lingkungan sekitar, seperti kesulitan menyeimbangkan urusan bisnis dan pekerjaan rumah tangga (54 persen) dan kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat (25 persen).

Pada survei tersebut, Lenita dan penulis lainnya juga memberikan solusi yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan potensi UMKM yang dikelola perempuan, baik untuk peningkatan ekonomi nasional maupun menciptakan kesetaraan gender.

Baca Juga: Pelaku Bisnis Kerajinan Ungkap Strategi Memperkaya Variasi Produk Ide Usaha

“Bagi perempuan pelaku UMKM, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membangun mitra bisnis dan aktif mengikuti kegiatan mentoring untuk menambah wawasan terkait wirausaha,” jelas Lenita.

Lenita juga mengatakan bahwa upaya tersebut tak dapat berjalan sendiri tanpa adanya kontribusi aktif dari para pelaku industri dan pemerintah selaku pembuat kebijakan publik.

“Pelaku industri dapat berkontribusi dengan meningkatkan kolaborasi UMKM milik perempuan melalui berbagai praktek, seperti program pendampingan dan pendanaan, serta kebijakan perusahaan yang adil,” jelasnya.

Sementara bagi pembuat kebijakan, kata Lenita, dapat mendorong kebijakan strategis yang fokus untuk menghadirkan akses modal, pendampingan, dan peluang yang adil bagi seluruh UMKM, tanpa memandang gender. Sebagai salah satu pemain industri di Indonesia, BCG dengan Stellar Women pun berkolaborasi untuk mendorong perjuangan pemberdayaan perempuan melalui berbagai program mentoring, kursus, dan forum online.

“Harapannya, seluruh program kerja sama kami dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi para womenpreneur, mulai dari akses terhadap pembiayaan dan kesenjangan literasi digital, bias sosial, hingga hambatan peraturan sehingga dapat mendorong pertumbuhan, inovasi, dan kesetaraan gender di negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara,” tambah Lenita.

Penulis:
Editor: Yussy Maulia

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.

REKOMENDASI HARI INI

Dobrak Stigma, Logina Salah Kontestan Pertama Miss Universe dengan Vitiligo dan Status Ibu