Dari sekian banyak tarian tradisional Solo, Tari Bedhaya Senapaten Diradimeta dihadirkan di Pendapa Agung Mangkunegaran Surakarta pada Minggu (28/4/2024).
Tari Bedhaya Senapaten Diradimeta sendiri merupakan ciptaan KGPAA Mangkunegaran I atau yang juga dijuliki Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said.
Usut punya usut, Tari Bedhaya Senapaten Diradimeta menceritakan tentang perjuangan Pangeran Sambernyawa dalam memenangkan peperangan di Rembang tahun 1756.
/photo/2024/04/28/7178a2a2-ec0d-434c-aef9-d30da985-20240428042208.jpeg)
"Tarian Diradimeta itu yang menciptakan adalah Pangeran Sambernyawa, jadi sebuah keterikatan," ucap Rama Soeprapto, seniman dan kurator, dalam konferensi pers yang dihadiri PARAPUAN pada Minggu (28/4/2024).
"Dan ini (tarian) Diradimeta itu ceritanya tentang kiasan gajah mengamuk, jadi itu sebuah teknik peperangan Pangeran Sambernyawa itu sendiri," imbuhnya.
Berbeda dengan tarian-tarian lainnya, Tari Bedhaya Senapaten Diradimeta ini dibawakan oleh tujuh orang penari laki-laki dengan trisula dan busur sebagai simbol heroisme.
Tari Bedhaya Senapaten Diradimeta dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Quran bersamaan dengan seluruh penari berjalan memasuki Pendapa Agung Mangkunegaran.
Baca Juga: Hari Tari Sedunia, Ini 5 Pilihan Karier Populer untuk Penari