"Di dalam terapi sensori anak tidak diajarkan untuk berbicara. Fokus utamanya melatih anak untuk merespons stimulasi secara tepat lewat aktivitas fisik dan latihan secara berkala," kata Prof. Hardiono.
Ada berbagai terapi sensori yang bisa dilakukan pada pengidap autisme seperti terapi vibrasi, getaran, sampai aerobik.
Prof Hardiono menambahkan jika anak telah melakukan terapi sensori dan hasilnya positif yang ditandai dengan mampu merespons stimulasi secara baik, maka bisa dilanjutkan dengan bisa applied behaviour analysis (ABA).
Terapi Behaviour
"Terapi behaviour ini adalah pendekatan yang sangat terstruktur yang mengajarkan keterampilan bermain, komunikasi, perawatan diri, akademik, kehidupan sosial, dan mengurangi perilaku bermasalah," kata Prof. Hardiono.
Terapi perilaku ini dianjurkan dilakukan rutin demi menunjang perkembangan anak, penerapannya sekitar 20-40 jam per minggu.
Contoh terapi perilaku yakni menyikat gigi dan memakai baju sendiri, pastikan dilakukan secara konsisten di rumah.
Sebagai catatan, untuk menentukan jenis terapi, orang tua pun perlu berkonsultasi pada dokter anak sepsialis tumbuh kembang.
Baca Juga: Apakah Anak Autis Berisiko Alami Gangguan Kesehatan Mental? Ini Jawaban Psikolog
(*)