Ahli Jelaskan Dua Jenis Terapi Utama untuk Anak dengan Autisme

Anna Maria Anggita - Rabu, 1 Mei 2024
Terapi utama untuk anak autis.
Terapi utama untuk anak autis. Jatuporn Tansirimas

Parapuan.co - Orang tua dengan anak yang mengidap autisme maka perlu tahu terapi yang tepat.

Autisme adalah kondisi gangguan perkembangan fungsi otak yang menghambat anak dalam keterampilan sosial, komunikasi, serta perilaku.

Perlu dipahami bahwa anak dengan autisme mengalami kesulitan dalam modulasi sensorik.

Maka dari itu, mereka pun harus berusaha keras untuk memproses berbagai hal mulai dari melihat, suara, sentuhan, rasa, penciuman, posisi tubuh, dan keseimbangan.

Tak perlu khawatir, dengan terapi yang tepat sejak dini, maka pengidap autisme pun bisa mandiri dan potensinya pun berkembang.

Dilansir dari Kompas.com, dokter spesialis anak konsultan neurologi Prof. Hardiono D. Pusponegoro, menjelaskan dua terapi utama penanganan autisme pada anak.

"Terapi utama untuk anak dengan autisme adalah sensory integration dan terapi perilaku atau applied behavior analysis," terang Prof. Hardiono.

Terapi Sensori

Menurut Prof. Hardiono, anak autisme butuh perawatan yang disebut dengan terapi sensori.

Baca Juga: Hari Tari Sedunia, Ketahui 3 Manfaat Menari untuk Kesehatan Mental

"Di dalam terapi sensori anak tidak diajarkan untuk berbicara. Fokus utamanya melatih anak untuk merespons stimulasi secara tepat lewat aktivitas fisik dan latihan secara berkala," kata Prof. Hardiono.

Ada berbagai terapi sensori yang bisa dilakukan pada pengidap autisme seperti terapi vibrasi, getaran, sampai aerobik.

Prof Hardiono menambahkan jika anak telah melakukan terapi sensori dan hasilnya positif yang ditandai dengan mampu merespons stimulasi  secara baik, maka bisa dilanjutkan dengan bisa  applied behaviour analysis (ABA).

Terapi Behaviour

"Terapi behaviour ini adalah pendekatan yang sangat terstruktur yang mengajarkan keterampilan bermain, komunikasi, perawatan diri, akademik, kehidupan sosial, dan mengurangi perilaku bermasalah," kata Prof. Hardiono.

Terapi perilaku ini dianjurkan dilakukan rutin demi menunjang perkembangan anak, penerapannya sekitar 20-40 jam per minggu.

Contoh terapi perilaku yakni menyikat gigi dan memakai baju sendiri, pastikan dilakukan secara konsisten di rumah.

Sebagai catatan, untuk menentukan jenis terapi, orang tua pun perlu berkonsultasi pada dokter anak sepsialis tumbuh kembang.

Baca Juga: Apakah Anak Autis Berisiko Alami Gangguan Kesehatan Mental? Ini Jawaban Psikolog

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Meski Tak Layak Minum, Susu Basi Bisa Dimanfaatkan untuk 5 Keperluan Ini