Parapuan.co - Kawan Puan, isu penyebab keretakan rumah tangga Ria Ricis dan Teuku Ryan yang disebut karena Ricis tidak akur dengan mertua (ibunda Ryan) masih jadi pembahasan.
Dari berbagai komentar di media sosial yang menanggapi isu tersebut, sebagian besar menyinggung soal kepada siapa suami (dalam hal ini Teuku Ryan) harus memihak.
Kebanyakan dari Kawan Puan mungkin juga berpikir tentang bagaimana sebaiknya Teuku Ryan berpihak.
Apakah sebagai suami ia harus memihak istri? Atau memihak ibunya karena bakti sebagai anak?
Aktivis kesetaraan gender Kalis Mardiasih mengungkapkan komentarnya menanggapi isu terkait konflik yang melibatkan menantu perempuan versus ibu mertua.
Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah video yang diunggah di akun Twitter @mardiasih. Simak jawaban Kalis Mardiasih!
???????????? pic.twitter.com/bD0XiFzUyY
— Kalis Mardiasih (@mardiasih) May 5, 2024
Akar Masalah Konflik Menantu Perempuan dan Ibu Mertua
Menurut Kalis, tidak tepat jika suami memilih untuk memihak salah satu dari istri atau ibunya jika akar masalah tidak terselesaikan.
"Akar masalah dari 'kompetisi' ibu mertua versus menantu perempuan ini ya patriarki," kata Kalis Mardiasih.
Baca Juga: Seperti di Series Queen Charlotte, Ini 6 Cara Mendekati Ibu Mertua
Contohnya dalam kasus Ria Ricis dan Teuku Ryan, disebutkan bahwa ibunda Ryan pernah menegur Ricis yang memberikan minuman dingin kepada suaminya.
Padahal menurut ibu Ryan, anaknya tidak pernah mengonsumsi minuman dingin.
Kalau begitu, apa pengaruh dari patriarki terhadap sikap yang ditunjukkan oleh ibu Teuku Ryan?
"Ibu mertua kita, termasuk juga ibu kandung kita, sejak kecil menjadi perempuan yang mengerjakan norma gender tradisional sesempurna mungkin," imbuh Kalis.
Kalis menambahkan, para ibu tradisional atau perempuan di generasi ibu kita didoktrin bahwa nilai (value) dirinya sebagai perempuan bergantung dari penilaian laki-laki.
Ia memberikan contoh, ketika perempuan menjadi istri, mereka akan percaya kalau nilai dirinya ada pada pelayanan yang diberikan kepada suami.
Kemudian saat sudah menjadi ibu, nilai dirinya berpindah ke bagaimana memberikan pelayanan sempurna untuk anak-anaknya.
Inilah yang terjadi pada ibu mertua Ricis terhadap Ryan, sehingga tanpa sengaja berkomentar soal minuman dingin yang diberikan kepada anaknya.
Jadi, masalah sebenarnya bukan ibu mertua ingin berkompetisi dengan menantunya, tetapi karena banyak ibu yang menggantungkan keberhargaan diri dari penilaian laki-laki.
Baca Juga: Berkaca dari Perceraian Ria Ricis-Teuku Ryan, Ini Peran Suami Tangani Konflik Istri dan Mertua
Apa yang Bisa Dilakukan Laki-Laki sebagai Suami dan Anak?
Menurut Kalis, solusi yang bisa dilakukan laki-laki sebagai suami sekaligus anak adalah meyakinkan ibunya bahwa value sang ibu tidak hilang hanya karena ia sudah punya istri.
Cara sederhananya adalah menjelaskan dengan sopan bahwa hubungan yang setara dalam rumah tangga membuatnya bahagia.
"Misal si ibu protes karena menantu enggak mengambilkan nasi buat anaknya. Bisa tuh suami menjawab, istri kan tadi udah capek masak, udah pegang anak," terang Kalis.
Atau, bisa juga suami sering-sering bercerita tentang sang istri kepada ibunya sembari memuji ibu sebagai tanda penghormatan.
"Sering-sering nyeritain ke ibu betapa bangganya punya istri yang rajin dan berprestasi seperti ibu. Kasih pujian, penghormatan yang membuat ibu makin sayang," ujar Kalis lagi.
Kalis juga mengungkapkan, hal itu bisa membuat ibu berpikir bahwa mempunyai istri membuat sang anak semakin sayang padanya.
Dengan demikian, ibu mertua tidak akan merasa perlu "berkompetisi" dengan menantu perempuannya.
Bagaimana menurut Kawan Puan? Semoga informasi di atas bermanfaat, ya.
Baca Juga: Viral di TikTok Kasus Ria Ricis, Kenapa Ibu Mertua Lebih Sering Berkonflik dengan Menantu Perempuan?
(*)