World Lupus Day: Mengenal Filolog Sinta Ridwan, Penulis Buku Catatan Gadis Lupus

Arintha Widya - Kamis, 9 Mei 2024
World Lupus Day: Profil Sinta Ridwan
World Lupus Day: Profil Sinta Ridwan https://festival.borobudurwriters.id/

Parapuan.co - Berbicara mengenai lupus, sebagian Kawan Puan mungkin akan langsung tahu tentang penyakit autoimun ini.

Lupus merupakan penyakit inflamasi kronis yang disebabkan karena sistem imun tubuh tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Penyakit lupus tidak bisa disembuhkan, hanya dikendalikan. Kiranya, karena itulah dunia menetapkan World Lupus Day setiap tanggal 10 Mei.

Bertepatan dengan World Lupus Day, rasanya Kawan Puan perlu mengenal sosok perempuan inspiratif bernama Sinta Ridwan.

Sinta Ridwan dikenal sebagai penulis dengan lupus, yang banyak berkarya di tengah kondisinya.

Yuk, kenali lebih dekat sosok Sinta Ridwan dalam profil yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini!

Profil Singkat Sinta Ridwan

Mengutip laman Borobudur Writers, Sinta Ridwan lahir dan menghabiskan masa kecil hingga SMA di Cirebon, Jawa Barat.

Ia baru merantau saat kuliah, yaitu ketika menempuh pendidikan jenjang sarjana di Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung.

Baca Juga: Gemar Menulis? Yuk, Ketahui Prospek Kerja Profesi Penulis Buku

Usai merampungkan studi S1, ia melanjutkan S2 menempuh jurusan Filologi di Fakultas Ilmu Sastra Unpad pada 2011.

Sinta Ridwan juga tercatat sebagai mahasiswa porgam magister di jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Indonesia, dan lulus pada 2019.

Selama menempuh studi S1-S3, Sinta pernah mengikuti program join doktoral jurusan Filologi Unpad dan jusrusan Etnolinguistik Universitas La Rochele, Perancis, selama 10 bulan.

Melansir laman sintaridwan.com, ia tercatat pernah tinggal di Paris selama kurang lebih dua tahun sebelum kembali ke kampung halamannya di Cirebon.

Prestasi dan Karya Sinta Ridwan

Sinta Ridwan didiagnosis menderita lupus pada tahun 2005. Namun, hal itu tidak menghalanginya untuk berkarya dan berdaya.

Perempuan yang menekuni naskah kuno (manuskrip) ini mengangkat kisah kehidupannya berdampingan dengan lupus dalam sebuah buku memoar.

Ia menulis buku berjudul Berteman dengan Kematian: Catatan Gadis Lupus yang diterbitkan pada 2010.

Tak hanya menulis memoar, Sinta Ridwan juga banyak menciptakan karya berupa cerpen, puisi, dan esai.

Baca Juga: Berkarier sebagai Penulis? Ini 5 Cara Jitu Meningkatkan Skill Menulis

Sebut saja beberapa karyanya antara lain, kumpulan puisi bertajuk Secangkir Bintang V1.7: Dokumentasi Puisi 2006-2009 terbitan Gambang tahun 2017.

Ada pula buku kumpulan cerpen berjudul Perempuan Berkepang Kenangan: Kumpulan Cerpen 2011-2015 terbitan Ultimus pada tahun 2017.

Tak hanya menulis, Sinta Ridwan juga diketahui aktif mengajar aksara kuno secara tatap muka (2009-2013).

Namun, pada 2013 hingga sekarang, kabarnya Sinta Ridwan lebih aktif mengajar aksara secara daring.

Sinta Ridwan pernah meneliti naskah kuno Budug Basu, yang hasilnya dibuat dalam bentuk film puzzle dokumenter bertajuk Melarung Banyu Kidungan (2019).

Dari penelitian tersebut, ia juga membuat makalah untuk Borobudur Writers and Cultural Festival 2019 dengan judul Melarung Banyu Kidungan: Hubungan Serat Satriya Budug Basu dan Ritual Nadran Nelayan Cirebon-Indramayu.

Sinta masih sibuk menulis hingga sekarang. Pada 2023, ia baru saja menerbitkan kumpulan sajak berjudul Arkais/Sangam.

Keren ya, Kawan Puan? Semoga profil singkat Sinta Ridwan di atas menginspirasimu, ya.

Baca Juga: 2 Tuntuan Karier Penulis jika Beralih ke Platform Digital, Apa Saja?

(*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru