OpenAI Rilis Detektor Deepfake Baru, Bisakah Cegah Perempuan Jadi Korban?

Rizka Rachmania - Jumat, 10 Mei 2024
OpenAI, perusahaan yang menciptakan ChatGPT, merilis detektor deepfake untuk peneliti disinformasi, cegah perempuan jadi korban kejahatan deepfake.
OpenAI, perusahaan yang menciptakan ChatGPT, merilis detektor deepfake untuk peneliti disinformasi, cegah perempuan jadi korban kejahatan deepfake. EvgeniyShkolenko

Standar C2PA adalah semacam 'label nutrisi' untuk gambar, video, klip audio, dan file lain yang menunjukkan kapan dan bagaimana file tersebut diproduksi atau diubah, termasuk dengan AI.

OpenAI pun tengah mengembangkan cara untuk 'memberi tanda air' atau 'watermark' pada suara yang dihasilkan AI sehingga dapat dengan mudah diidentifikasi pada saat itu juga.

Urgensi Mengembangkan Detektor Deepfake

Detektor atau alat yang bisa mendeteksi deepfake yang dihasilkan oleh kecanggihan kecerdasan buatan alias AI memang sangat dibutuhkan pada saat ini.

Ada urgensi yang sangat tinggi bahwa detektor ini harus segera ada untuk mencegah kejahatan deepfake yang sudah memakan banyak korban, termasuk perempuan.

Deepfake adalah kejahatan digital yang sekarang ini sangat mungkin terjadi, terlebih seiring perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Deepfake adalah kecerdasan buatan (AI) yang digunakan untuk membuat video, foto, maupun audio palsu tentang seseorang.

Konten hasil deepfake biasanya menyerupai aslinya dan tampil cukup meyakinkan, sehingga mampu mengecoh orang lain.

Sekitar awal Januari 2024 lalu, Taylor Swift sang musisi populer dunia dikabarkan jadi korban deepfake, kejahatan digital di dunia maya.

Baca Juga: Dialami Dokter Zie, Ini Sisi Negatif Penggunaan AI yang Merugikan Perempuan

Sumber: nytimes.com,teen vogue
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

OpenAI Rilis Detektor Deepfake Baru, Bisakah Cegah Perempuan Jadi Korban?