Review Film IF: Imaginary Friends, Teman Imajiner yang Bisa Jadi Support System Menguatkan

Rizka Rachmania - Rabu, 15 Mei 2024
Review film IF: Imaginary Friends, film yang hangat untuk para orang dewasa agar berani menghadapi ketakutan.
Review film IF: Imaginary Friends, film yang hangat untuk para orang dewasa agar berani menghadapi ketakutan. Dok. Paramount Pictures

Parapuan.co - Kalau Kawan Puan berpikir IF: Imaginary Freinds adalah film animasi live-action yang hanya cocok ditonton anak-anak, maka PARAPUAN berani bilang bahwa itu salah.

Film IF: Imaginary Friends yang dibintangi oleh Ryan Reynolds, John Krasinski, Fiona Shaw, dan Cailey Fleming cocok ditonton oleh semua umur, segala status, dan gender apapun.

Ini adalah sebuah film yang mampu memberikan pelukan hangat dan puk-puk menenangkan di pundak yang mungkin sebagai dewasa amat sangat kamu butuhkan.

Ketakutanmu, keresahanmu, kegelisahanmu, dan semua kekhawatiranmu terhadap dunia serta segala isinya seolah sirna ketika kamu menonton film ini di bioskop mulai 15 Mei 2024.

Kawan Puan akan mendengarkan kata-kata menenangkan sebagai bentuk afirmasi positif pada diri sendiri yang selama ini kamu inginkan dan butuhkan, namun mungkin tak kamu dapatkan.

Cailey Fleming dengan sangat apik memerankan karakter perempuan bernama Bea di film IF: Imaginary Friends yang akan menjadi pemandu bagi kita semua memasuki dunia teman khayalan.

Fiona Shaw yang memerankan karakter perempuan nenek Bea tanpa disangka bisa jadi sosok yang menguatkan dan mengajak kita untuk kembali berani bermimpi sekaligus mewujudkannya.

John Krasinski dengan sangat apik memerankan sosok ayah idaman banyak perempuan, yang family-oriented, sayang keluarga, dan mampu membangun kedekatan dengan anak perempuannya.

Ryan Reynolds yang memerankan karakter tetangga Bea dan sama-sama bisa melihat teman khayalan atau teman imajiner, memberikan kejutan yang bikin penonton menangis di akhir cerita.

Baca Juga: Sinopsis Film Imaginary, Perempuan yang Diteror Teman Khayalan

Teman Imajiner: Sosok yang Bisa Menguatkan dan Memberikan Dukungan

Imaginary friends atau teman imajiner alias teman khayalan adalah sosok imajinasi yang biasanya diciptakan oleh anak kecil sebagai teman bermain dan mengobrolnya.

Riset berjudul The Characteristic and Correlates of Fantasy in School-Age Children: Imaginary Companions, Impersonation, and Social Understanding menunjukkan bahwa 65 persen anak-anak sampai usia 7 tahun memiliki teman imajiner.

Teman imajiner bisa menjadi sosok yang biasa diajak bicara, interaksi, dan bermain oleh anak-anak. Adalah hal umum ketika anak-anak memiliki teman imajiner.

Bahkan, melansir dari Healthlinememiliki teman imajiner semasa kecil itu bermanfaat karena bisa meningkatkan kreativitas, strategi penanggulangan, dan meningkatkan pemahaman emosional.

Tak hanya itu, teman imajiner juga menawarkan persahabatan, dukungan, dan hiburan bagi anak-anak. Teman imajiner juga bisa jadi sosok yang menemani di saat kamu merasa sendirian.

Akan tetapi, teman imajiner hanya umum dimiliki oleh anak-anak, maksimal sampai mereka usia 7 tahun, meski ada juga yang masih memilikinya sampai usia 12 tahun.

Tidak banyak riset atau studi yang mempelajari tentang teman imajiner saat seseorang sudah dewasa. Satu studi berjudul Imaginary Companions, Inner Speech, and Auditory Verbal Hallucinations: What Are the Relations menunjukkan 7,5 persen dewasa memiliki teman imajiner.

Film IF: Imaginary Friends menyoroti kegelisahan para IF (Imaginary Friends) yang sudah mulai dilupakan oleh para anak-anak dan terancam menghilang karena sudah tak ada di ingatan mereka lagi.

Baca Juga: Sinopsis Drakor Alice, Drama Fantasi Tentang Misteri Perjalanan Waktu

Akan tetapi, film ini juga menunjukkan bagaimana IF ternyata bisa menjadi sosok yang memberikan dukungan mental pada anak-anak di atas 12 tahun dan dewasa saat mereka merasa khawatir menghadapi kenyataan di depan.

Contohnya saat Blue, salah satu IF berbentuk raksasa warna ungu yang fluffy kembali menemui Jeremy (Michael Sarnoski) yang tengah bersiap menghadiri meeting penting di kantor.

Jeremy terlihat tidak tenang, khawatir, dan grogi dengan bagaimana meeting di kantor itu akan berjalan. Ia bahkan merapal sederet kalimat yang akan ia ucapkan layaknya mengucap mantra.

Blue yang sudah dilupakan oleh Jeremy dewasa ternyata bisa kembali memberikan suntikan semangat dan dukungan mental sehingga laki-laki dewasa itu siap menghadapi apapun yang terjadi di ruang rapat.

Blossom, salah satu karakter IF berbentuk lebah perempuan dengan rok tutu, ternyata bisa mengingatkan nenek Bea akan impiannya semasa kecil, untuk jadi penari.

Nenek Bea yang sudah menyerah untuk jadi penari, merasa dirinya sudah terlalu tua dan berpikir siapa yang mau menyaksikan perempuan tua menari, tertolong oleh sosok IF bernama Blossom.

Blossom menyemangati nenek Bea untuk kembali menghidupkan mimpinya semasa muda, dan membawanya ke masa-masa bahagia saat dirinya bisa menari dengan bebas.

Selain itu, diperlihatkan pula di akhir bagaimana sebenarnya para orang dewasa, membutuhkan sosok IF dalam kehidupannya sebagai penyemangat saat merasa lelah dan hampir ingin menyerah dengan dunia.

Film IF: Imaginary Friends pun punya dialog-dialog yang sangat menguatkan, layaknya afirmasi positif dan kalimat menenangkan yang ingin kita, para orang dewasa, ingin dengar di akhir hari.

PARAPUAN berhasil dibikin menangis dengan adegan dan dialog dalam film IF: Imaginary Friends yang meyakinkan bahwa di dunia ini kamu tidak sendiri, ingat ada sosok yang selalu mendukung dan memberimu semangat.

Pada akhirnya, IF: Imaginary Friends bukan sekadar film animasi live-action yang cocok untuk anak-anak, tapi juga sumber kekuatan bagi orang dewasa karena lewat film ini kamu akan menemukan dukungan yang selama ini kamu butuhkan.

Baca Juga: Sinopsis Series Back from the Brink, Perempuan yang Menolong Naga

(*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Review Film IF: Imaginary Friends, Teman Imajiner yang Bisa Jadi Support System Menguatkan