Parapuan.co - Inflasi tentu sudah bukan istilah yang baru Kawan Puan dengar. Tapi bagaimana dengan stagflasi?
Stagflasi adalah kondisi ekonomi yang jarang terjadi, tetapi sangat merugikan
Stagflasi adalah situasi terjadinya kombinasi antara inflasi tinggi, stagnasi ekonomi, dan tingginya tingkat pengangguran.
Kondisi ini menjadi paradoks karena inflasi biasanya terjadi ketika ekonomi tumbuh terlalu cepat.
Sementara itu, stagnasi dan pengangguran tinggi terjadi ketika ekonomi melemah. Untuk detail lebih lengkap dari apa itu stagflasi, simak informasi berikut!
Definisi dan Penyebab Stagflasi
Stagflasi pertama kali menjadi perhatian besar pada tahun 1970-an, terutama di Amerika Serikat.
Kala itu, ekonomi mengalami kombinasi inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lemah. Penyebab utama stagflasi meliputi:
1. Shock Penawaran
Baca Juga: 4 Tips Mengelola Keuangan saat Inflasi dan Stagflasi Melanda
Peristiwa eksternal yang tiba-tiba meningkatkan biaya produksi, seperti kenaikan tajam harga minyak.
Pada tahun 1973, embargo minyak oleh OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) menyebabkan lonjakan harga minyak.
Itu meningkatkan biaya produksi dan distribusi yang kemudian diteruskan ke konsumen sebagai harga yang lebih tinggi.
2. Kebijakan Ekonomi yang Tidak Tepat
Kebijakan fiskal atau moneter yang tidak tepat juga bisa memicu stagflasi.
Misalnya, kebijakan pemerintah yang memperketat pasar tenaga kerja atau meningkatkan pajak secara signifikan.
Hal itu dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sekaligus mendorong inflasi.
3. Harapan Inflasi
Jika konsumen dan produsen mengharapkan inflasi akan terus terjadi, mereka mungkin menyesuaikan perilaku mereka.
Baca Juga: Jadi Kebiasaan, Ini Cara Mengurangi Inflasi Gaya Hidup yang Berlebihan
Seperti menaikkan harga atau menuntut kenaikan upah, yang dapat memperburuk inflasi meskipun ekonomi tidak tumbuh.
1. Penurunan Daya Beli
Dengan inflasi tinggi, daya beli konsumen menurun karena harga barang dan jasa meningkat, sementara pendapatan stagnan atau menurun.
2. Tingkat Pengangguran yang Tinggi
Ketidakmampuan perusahaan untuk mengatasi kenaikan biaya produksi dapat menyebabkan pengurangan tenaga kerja atau pembekuan perekrutan, meningkatkan tingkat pengangguran.
3. Kesulitan Kebijakan Ekonomi
Bank sentral dan pemerintah menghadapi tantangan besar dalam mengatasi stagflasi.
Ini karena kebijakan yang biasanya digunakan untuk mengurangi inflasi (seperti menaikkan suku bunga) dapat memperburuk pengangguran dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Selain Soal Inflasi, Pakar Sarankan Ini Saat Siapkan Dana Pendidikan Anak
Bagaimana Mengatasi Stagflasi
Mengatasi stagflasi memerlukan kebijakan yang hati-hati dan terkadang inovatif, contohnya:
1. Reformasi Pasar Tenaga Kerja
Mengurangi rigiditas dalam pasar tenaga kerja untuk meningkatkan fleksibilitas dan produktivitas.
2. Kebijakan Penawaran
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas ekonomi melalui investasi dalam teknologi dan infrastruktur.
3. Kebijakan Moneter dan Fiskal yang Tepat
Menyeimbangkan antara kebijakan moneter yang ketat untuk mengendalikan inflasi, dan kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Stagflasi adalah kondisi ekonomi yang kompleks dan merugikan, yang membutuhkan pendekatan kebijakan yang hati-hati.
Pemahaman tentang penyebab dan dampaknya sangat penting bagi pembuat kebijakan untuk menghindari dan mengatasi situasi tersebut.
Melalui reformasi struktural dan kebijakan ekonomi yang tepat, efek negatif stagflasi dapat diminimalisir untuk mencapai stabilitas ekonomi yang berkelanjutan.
Itulah tadi pengertian, dampak, dan cara mengatasi stagflasi. Semoga informasi di atas bermanfaat!
Baca Juga: Muncul di Debat Cawapres 2024, Apa Itu Inflasi Hijau? Simak Contohnya
(*)
*Sebagian dari artikel ini dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence - AI).