Cegah Sindrom Hurried Child, Ini Cara Jadi Orang Tua yang Tidak Memburu-buru Anak

Arintha Widya - Selasa, 21 Mei 2024
Ilustrasi: Cara jadi orang tua yang tidak membuat anak terkena sindrom hurried child
Ilustrasi: Cara jadi orang tua yang tidak membuat anak terkena sindrom hurried child Freepik

Ia menambahkan, anak bisa kehilangan perkembangan otak yang penting ketika kegiatan bermain yang menjadi bagian dari tumbuh kembangnya dikurangi.

Jika ingin mendaftarkan anak untuk les matematika saat usianya baru 6 tahun, tanyakan pada dirimu apakah mengurangi waktu bermainnya dan menggantinya dengan les bisa membuat anak lebih pintar?

Kalau kamu ingin membuktikan teori ini, cobalah. Namun, segera hentikan lesnya jika anak menunjukkan tanda-tanda lelah dan stres karena beban pelajaran.

2. Langkah Kedua: Menolak

Upaya kita untuk mempercepat perkembangan otak anak dan integrasi kompetensi dewasa pada anak selalu berakibat buruk.

Anak-anak yang bahagia, seimbang, dan pintar tidak perlu menghadiri setiap kelas dan memiliki setiap mainan edukasi.

Beranilah untuk mengatakan tidak pada ajakan atau tawaran untuk memburu-buru anak dengan mengikutkan les di usia di mana banyak teman seusianya bermain dan berinteraksi satu sama lain.

Anak-anak yang sudah masuk SD berada di sekolah sejak pukul 7 pagi sampai maksimal jam 1 atau 2 siang.

Beri waktu anak untuk mengambil jeda dengan tidur siang atau bermain di sore hari sebelum mereka mengerjakan PR (pekerjaan rumah).

Baca Juga: Ini 4 Rekomendasi Kegiatan Seru Bermain Sambil Belajar Bersama Anak

Penulis:
Editor: Linda Fitria