Cegah Sindrom Hurried Child, Ini Cara Jadi Orang Tua yang Tidak Memburu-buru Anak

Arintha Widya - Selasa, 21 Mei 2024
Ilustrasi: Cara jadi orang tua yang tidak membuat anak terkena sindrom hurried child
Ilustrasi: Cara jadi orang tua yang tidak membuat anak terkena sindrom hurried child Freepik

Parapuan.co - Kawan Puan, banyak orang tua membuat anak mengalami sindrom hurried child.

Sindrom hurried child adalah ketika anak-anak terburu-buru untuk mencapai tonggak perkembangan atau prestasi yang lebih cepat dari teman sebayanya.

Anak yang diburu-buru lebih mudah stres, dan rentan terhadap depresi atau masalah kesehatan mental lain di masa depan.

Lantas, bagaimana agar kamu tidak menjadi orang tua yang memburu-buru anak?

Simak tiga hal penting yang bisa kamu lakukan sebagaimana dikutip dari Inner Kern di bawah ini!

1. Langkah Pertama: Renungkan

Anak-anak belajar melalui bermain. Mereka tidak bisa dipaksa untuk belajar agar lebih berprestasi di sekolah, dan melupakan waktu bermain.

Leo Buscaglia, penulis sekaligus profesor yang dikenal dengan nama Dr. Love menyebut bahwa bermain dan belajar bagi anak seharusnya tidak dibedakan.

"Banyak pendidik dan orang tua masih membedakan antara waktu untuk belajar dan waktu untuk bermain tanpa melihat hubungan penting di antara keduanya," kata Leo.

Baca Juga: Ajak Si Kecil Bermain Sambil Belajar dengan Buku 365 Aktivitas Kreatif dan Seru

Ia menambahkan, anak bisa kehilangan perkembangan otak yang penting ketika kegiatan bermain yang menjadi bagian dari tumbuh kembangnya dikurangi.

Jika ingin mendaftarkan anak untuk les matematika saat usianya baru 6 tahun, tanyakan pada dirimu apakah mengurangi waktu bermainnya dan menggantinya dengan les bisa membuat anak lebih pintar?

Kalau kamu ingin membuktikan teori ini, cobalah. Namun, segera hentikan lesnya jika anak menunjukkan tanda-tanda lelah dan stres karena beban pelajaran.

2. Langkah Kedua: Menolak

Upaya kita untuk mempercepat perkembangan otak anak dan integrasi kompetensi dewasa pada anak selalu berakibat buruk.

Anak-anak yang bahagia, seimbang, dan pintar tidak perlu menghadiri setiap kelas dan memiliki setiap mainan edukasi.

Beranilah untuk mengatakan tidak pada ajakan atau tawaran untuk memburu-buru anak dengan mengikutkan les di usia di mana banyak teman seusianya bermain dan berinteraksi satu sama lain.

Anak-anak yang sudah masuk SD berada di sekolah sejak pukul 7 pagi sampai maksimal jam 1 atau 2 siang.

Beri waktu anak untuk mengambil jeda dengan tidur siang atau bermain di sore hari sebelum mereka mengerjakan PR (pekerjaan rumah).

Baca Juga: Ini 4 Rekomendasi Kegiatan Seru Bermain Sambil Belajar Bersama Anak

3. Langkah Ketiga: Yakinkan Diri

Langkah terakhir, yakinkan dirimu bahwa kamu telah membuat pilihan bijak dengan tidak memburu-buru anak.

Pahami tentang esensi perkembangan anak berada dalam bermain, bukan dalam bekerja keras atau belajar.

Bermain adalah cara anak dirancang untuk mempelajari hal dan pengetahuan baru.

Cara terbaik untuk anak bermain adalah orang tua bermain bersama anak.

Hal itu diungkap oleh penulis buku "Einstein Never Used Flashcards", Diane E. Eyer, Kathy Hirsh-Pasek, dan Roberta Michnick Golinkoff.

Ketiganya memaparkan, "Lingkungan bermain dan peluang belajar spontan memegang kunci untuk anak yang bahagia, sehat secara emosional, dan cerdas."

Demikian tadi cara mencegah agar anak tidak terkena sindrom hurried child. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Orang Tua Memaksakan, Ini Dampak Sindrom Hurried Child pada Anak

(*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat