Kisah Transformatif Perempuan Peneliti dalam Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science

Rizka Rachmania - Sabtu, 25 Mei 2024
Kiri ke Kanan; Fikri Alhabsie; Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto; Prof. Dr. Herawati Sudoyo; Prof. Dr. Fenny Martha Dwivany; Dr. Pietradewi Hartrianti; Melanie Masriel
Kiri ke Kanan; Fikri Alhabsie; Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto; Prof. Dr. Herawati Sudoyo; Prof. Dr. Fenny Martha Dwivany; Dr. Pietradewi Hartrianti; Melanie Masriel Fausta Bayu/L'oreal Indonesia

Figur alumni inspiratif tersebut hadir untuk berbagi kisah sukses mereka mendorong sesama perempuan dalam mengatasi berbagai rintangan selama perjalanan transformasinya.

Sosok yang pertama adalah Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto, pemenang pertama dari Indonesia untuk program L’Oréal-UNESCO For Women in Science.

Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto sudah berkarier selama 15 tahun di Australia sebagai seorang peneliti, akademisi, sekaligus CEO Lipotek Pty Ltd, perusahaan yang bergerak di bidang medis dan pembuatan vaksin.

Dr. Ines memiliki semangat yang besar untuk kembali ke Indonesia dalam memberikan kontribusi melalui kolaborasi dan kemitraan dengan pemerintah guna mendukung pemanfaatan sains dan hasil penelitian sebagai landasan pembuatan kebijakan.

Sebagai seorang peneliti, akademisi, dan CEO perempuan, Dr. Ines menyampaikan bahwa penting bagi para perempuan peneliti memiliki kemampuan komunikasi dan kepemimpinan yang baik sebagai modal meniti karier di berbagai bidang dan memberikan kontribusi untuk negeri melalui hasil temuan yang tepat guna dan dapat diimplementasikan dalam masyarakat.

Selanjutnya, turut hadir Prof. Dr. Fenny Martha Dwivany, Guru Besar Institut Teknologi Bandung serta Board of Jury L’Oréal-UNESCO For Women in Science.

Prof. Fenny Merupakan sosok berprestasi karena merupakan pemenang program L’Oréal-UNESCO For Women in Science di tingkat nasional pada 2006 dan internasional pada tahun 2007.

Prof. Fenny menyampaikan bahwa diperlukan beberapa langkah strategis dalam memajukan peran perempuan.

“Pertama, pentingnya pengembangan kapasitas melalui pelatihan dan lokakarya yang khusus dirancang untuk peneliti perempuan yang difokuskan pada pengembangan keterampilan teknis dan manajerial.

Baca Juga: Mengintip Tempat Kerja yang Jamin Inklusivitas Perempuan Seperti di L'Oreal Indonesia

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Peran Perempuan Minim, DPR Refleksi Pemilihan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK 2024-2029