Kedua, mentorship dan networking dimana perempuan peneliti mendapatkan bimbingan dari peneliti senior yang sudah berpengalaman, sehingga dapat membantu mereka navigasi di dunia penelitian yang kompetitif
Ketiga, dukungan dari institusi pemerintah, dan pihak swasta sangat penting untuk menciptakan lingkungan penelitian yang inklusif dan suportif termasuk fasilitas penelitian yang memadai," tuturnya.
Lebih lanjut, terdapat satu orang figur alumni program yang tidak hanya berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, namun juga terlibat dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat melalui entrepreneurship.
Hal ini menunjukan bahwa program ini tidak hanya berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, tapi turut memiliki dampak dari aspek ekonomi.
Sosok tersebut adalah Dr. Noryawati Mulyono S. Si, Founder Biopac.id & Alumni L’Oréal-UNESCO For Women in Science.
Selain mengajar dan melakukan penelitian, beliau aktif menjalankan perusahaan yang didirikannya yang bergerak pada bisnis solusi untuk masalah sampah plastik dan produsen biopackaging yang memimpin pengemasan sirkuler yang dapat diperluas ke berbagai format varian kemasan.
“Penghargaan yang saya dapatkan pada program L’Oréal-UNESCO For Women in Science pada tahun 2010 membantu saya membangun dasar yang kuat untuk penelitian saya tentang bioplastik.
Inspirasi saya mendirikan Biopac.id datang dari keinginan untuk membawa hasil penelitian langsung ke masyarakat. Sebagai peneliti, saya merasa bertanggung jawab untuk mewujudkan solusi yang saya kembangkan, terinspirasi oleh praktik keberlanjutan energi dari L’Oréal.
Kami menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda perkotaan yang berbakat namun kurang beruntung, serta bekerja sama dengan petani rumput laut untuk menyediakan bahan baku bioplastik. Ini membantu memberantas perdagangan manusia dan memberikan pendapatan yang stabil bagi komunitas pesisir," terangnya.
Baca Juga: Bentuk Dukungan L'Oreal dan UNESCO pada Peneliti Perempuan di Indonesia