Namun, para profesional di bidang pelayanan sosial dan admin menunjukkan minat yang lebih rendah untuk pindah ke luar negeri, karena sifat pekerjaan mereka yang lebih terlokalisasi.
Di sisi lain, minat masyarakat Indonesia untuk melakukan pekerjaan internasional jarak jauh atau hybrid telah meningkat secara signifikan.
Dari yang semula 55 persen pada tahun 2020 menjadi 71 persen di 2023, atau menunjukkan peningkatan sebesar 16 persen.
Wisnu Dharmawan, Sales Director - Indonesia, Jobstreet by SEEK, menyampaikan, "Sebanyak 67 persen masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri."
"Tiga puluh dua persen diantaranya memilih Jepang sebagai negara tujuan utama untuk bekerja, diikuti oleh negara maju lainnya seperti Australia, Singapura, dan Jerman," papar Wisnu.
Lebih lanjut, sebanyak 29 persen responden menyatakan preferensi untuk bekerja di luar negeri dalam jangka menengah dan berniat untuk kembali ke Indonesia setelah lebih dari 3 tahun.
Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan para profesional di kawasan Asia Tenggara (25 persen) dan global (21 persen).
Namun, terdapat juga kelompok yang berencana tinggal di luar negeri untuk jangka panjang (20 persen), serta mereka yang belum bisa menentukan (23 persen).
Hal ini menjadi tantangan bagi retensi talenta dan pengembangan ekonomi dalam negeri.
Baca Juga: Fitur AI Ini Dirancang agar Pencari Kerja Lebih Cepat Dapat Pekerjaan