Parapuan.co - Menciptakan ruang kerja yang ramah perempuan rasanya tengah menjadi PR bagi berbagai industri.
Salah satunya di industri game, yang bisa dibilang masih didominasi oleh laki-laki.
Untuk menciptakan ruang ramah perempuan di industri game di Indonesia, Agate Internasional (Agate) ikut menyumbangkan perannya.
Dalam pers rilis yang diterima PARAPUAN, Agate mengumumkan peran aktif mereka dalam menyusun "Pedoman Ruang Ramah Perempuan dalam Industri Game Indonesia".
Pedoman ini menyediakan kerangka kerja komprehensif guna menciptakan lingkungan kerja yang ramah perempuan dan inklusif di dalam perusahaan game di Indonesia.
Proses pembuatan pedoman ini dipimpin oleh Indonesian Women in Game (IWIG) dengan dukungan dari Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).
Pihak lain yang juga mendukung adalah Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), serta pelaku industri game lainnya.
CEO dan Co-Founder Agate Shieny Aprilia mengatakan, "Agate sangat mendukung inisiatif IWIG dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan ramah perempuan."
"Kami percaya bahwa keberagaman dalam tim adalah kunci untuk menghasilkan karya-karya yang inovatif dan bermakna," imbuhnya.
Baca Juga: Di Squid Game Janjikan Cuan, Bisakah Gaming Dijadikan Jalur Karier?
"Pedoman ini akan menjadi bagian dari sejarah industri game Indonesia, sebagai landasan penting dalam mendorong kesetaraan dan inklusi di industri," ujar Shieny lagi.
Team Lead Agate Academy, Restya Winda Astari juga mengungkapkan komitmen perusahaan untuk memastikan semua perempuan yang bekerja di industri game punya kesempatan sama untuk berkembang dan berkontribusi.
"Kami berharap pedoman ini dapat menjadi panduan yang jelas untuk menciptakan ruang kerja yang aman dan mendukung bagi semua," papar Restya Winda Astari.
Survei terbaru yang dilakukan oleh International Game Developers Association (IGDA) dalam Geena Davis Institute of Gender in Media menunjukkan, perempuan hanya mengisi sekitar 30 persen dari posisi pengembang game secara global.
Kesenjangan tersebut menyoroti kebutuhan mendesak untuk memperkuat inisiatif keberagaman dalam industri ini.
Perempuan hampir mencakup separuh dari pemain game di pasar global, dengan persentase mencapai 46 persen di Amerika, 47 persen di Eropa, 48 persen di Australia, dan 37 persen di Asia.
Meski terdapat peningkatan, kesenjangan gender tetap ada dalam industri game.
Di Indonesia, Asosiasi Game Indonesia (AGI) dan Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa 80 persen responden yang disurvei, yaitu studio game di Indonesia mengatakan memiliki karyawan perempuan, sementara 20 persen sisanya tidak.
Berdasarkan data tersebut, IWIG berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah perempuan melalui penyusunan pedoman ini.
Baca Juga: 4 Profesi di Dunia Game yang Bisa Dicoba Perempuan, Salah Satunya Game Writer
Ketua IWIG, Riris Marpaung, menyampaikan, "Penyusunan pedoman ini merupakan langkah besar dalam mewujudkan industri game yang lebih inklusif dan ramah perempuan."
Adapun sejumlah poin yang ada dalam pedoman menciptakan ruang ramah perempuan di industri game Indonesia, antara lain:
1. Kebijakan Keberagaman dan Inklusi
2. Praktik Perekrutan dan Penerimaan Karyawan
3. Orientasi dan Integrasi
4. Pengembangan Profesional
5. Waktu Bekerja dan Akomodasi di Tempat Kerja
6. Promosi dan Peningkatan Karier
7. Hak Perlindungan, Kesehatan, dan Kesejahteraan
8. Budaya dan Lingkungan Tempat Kerja
9. Pencegahan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja
10. Pemantauan dan Pelaporan
Untuk membaca pedoman lengkapnya, Kawan Puan dapat mengunduh melalui tautan https://bit.ly/pedomanruangramahperempuan.
Baca Juga: Berdayakan Diri, Srikandi untuk Negeri Shieny Aprilia Ungkap Privilege Perempuan di Industri Game
(*)