"Sebagaimana kita ketahui, perempuan di pedesaan menjadi bagian daripada suatu masyarakat yang punya aturan-aturan tidak tertulis. Tentang bagaimana peran serta atau kedudukan perempuan secara sosial dan kultural," cerita Iriana.
Maka dengan begitu, ia pun harus menyesuaikan diri dengan itu semua, agar kehadiran dan upayanya memberdayakan petani perempuan bisa diterima oleh semua masyarakat.
Dari situlah baru akan bergulir program-program pemberdayaan, yang bukan bukan hanya bisa dimanfaatkan kepada sekelompok kecil orang, tapi juga bagian daripada lingkungan masyarakat di desa tersebut.
Di sisi lain, persoalan-persoalan pribadi para petani teh perempuan juga terkadang memberikan hambatan tersendiri.
"Mereka punya masalah psikis, sosial, problem sebagai ibu atau istri. Kita juga harus bisa menjembatani supaya mereka tetap semangat untuk meneruskan apa yang kita sudah berikan kepada mereka, berupa ilmu pengetahuan atau pun skill," ujar Iriana.
Bukannya tanpa maksud, ia tidak ingin persoalan-persoalan tersebut membuat para petani teh perempuan berhenti untuk berkembang di tengah jalan.
Tak sampai di situ, tantangan lain hadir mengiringi upaya Iriana ketika ia harus bisa memasarkan produk teh hasil kerja keras para petani perempuan.
"Bagaimana kita memasarkan bahwa itu produk perempuan yang bekerja keras, untuk bisa menghasilkan sesuatu, mempertahankan ekonomi keluarga dan lingkungan, juga enggak mudah," keluh Iriana.
Ia menilai bahwa untuk mendapatkan apresiasi dari pasar akan upaya keras yang dilakukan oleh para petani teh perempuan ini membutuhkan edukasi, sosialisasi dan dukungan dari banyak pihak.
Baca Juga: Peran Petani Perempuan Kelapa Sawit dalam Pembangunan Ekonomi Desa
Piala Terbaik Petani Teh Perempuan
Terlepas dari berbagai macam tantangan dan hambatan yang dihadapi, Iriana berharap para petani teh perempuan tetap semangat menghadirkan mutu teh berkualitas terbaik.
"Jangan pernah berhenti karena kita perempuan. Kita diberi Tuhan semua kekuatan yang ada di diri kita untuk bisa berarti bagi keluarga, bagi diri kita sendiri dan bagi lingkungan melalui teh," imbuhnya.
Ia pun berpesan untuk tetap merawat pohon teh yang ada di kebun-kebun, dan tetap berangkulan dengan sesama perempuan untuk saling menguatkan.
"Mungkin pencapaian terbesar saya jika petani perempuan itu bisa hidupnya lebih sejahtera, menyekolahkan anak, rumahnya jadi lebih baik, hidupnya lebih berkualitas, lebih sehat. Dan dia punya kebanggaan tuh terhadap apa yang sudah dicapai, apa yang sudah dikontribusikan. Itu yang akan jadi piala terbaik yang pernah saya terima," tutup Iriana.
(*)