Tempatkan wadah kompos di area yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung untuk menghindari kompos terlalu cepat kering.
3. Menyusun Bahan Kompos
Susun bahan kompos dalam wadah dengan cara berlapis:
- Lapisan pertama: bahan kasar seperti ranting kecil atau potongan kayu untuk membantu sirkulasi udara di bagian dasar.
- Lapisan kedua: bahan hijau seperti sisa sayuran dan buah-buahan.
- Lapisan ketiga: bahan kering seperti daun kering, serbuk kayu, atau kertas bekas.
Ulangi penyusunan lapisan ini hingga wadah terisi. Pastikan setiap lapisan tidak terlalu tebal dan seimbang antara bahan hijau dan bahan kering.
4. Menjaga Kelembapan dan Mengaduk Kompos
Kelembapan adalah faktor penting dalam proses pembuatan kompos. Maka semprotkan sedikit air ke dalam wadah kompos jika terlihat terlalu kering, tetapi jangan sampai terlalu basah.
Idealnya, kompos harus memiliki tingkat kelembapan seperti spons yang diperas.
Baca Juga: Sampah Dapur Jangan Dibuang atau Dibakar, Ubah Jadi Pupuk dengan Cara Ini
Aduk kompos setiap satu atau dua minggu untuk mempercepat proses dekomposisi dan memastikan semua bahan tercampur dengan baik.
Pengadukan juga membantu sirkulasi udara di dalam kompos.
5. Perhatikan Kompos
Periksa kondisi kompos secara berkala. Jika muncul bau tidak sedap, kemungkinan besar kompos terlalu basah atau kurang bahan kering.
Tambahkan bahan kering dan aduk kembali. Jika kompos terlalu kering dan tidak menunjukkan tanda-tanda dekomposisi, tambahkan sedikit air dan bahan hijau.
6. Memanen Kompos
Kompos biasanya siap digunakan dalam waktu 2 hingga 3 bulan, tergantung pada kondisi dan jenis bahan yang digunakan.
Kompos yang matang akan berwarna cokelat tua atau hitam, berbau seperti tanah, dan memiliki tekstur yang remah.
Kamu bisa menggunakan kompos ini untuk menyuburkan tanaman di kebun atau pot tanaman di rumah.
Kompos yang baik akan meningkatkan struktur tanah, memperbaiki retensi air, dan menyediakan nutrisi bagi tanaman.
(*)
Baca Juga: Sampah Dapur Jangan Dibuang atau Dibakar, Ubah Jadi Pupuk dengan Cara Ini