Parapuan.co - Ketika anak yang menjadi korban kekerasan seksual, ini adalah mimpi terburuk para orang tua.
Sehingga, untuk mencegah hal tersebut terjadi, penting bagi kita menciptakan ruang aman untuk anak-anak.
Dalam webinar "Bagaimana Mengajarkan dan Melindungi Anak dari Kekerasan dan Pelecehan Seksual" pada Kamis (20/6/2024), Prof. Dr. dr. Meita Dhamayanti menjelaskan bahwa kekerasan seksual pada anak paling banyak dilaporkan dalam rentang usia 13-17 tahun.
Lantas, apa sebenarnya kekerasan seksual pada anak?
Menurut dr. Meita, kekerasan seksual pada anak adalah perilaku yang memberikan sentuhan fisik di area intim anak.
Sentuhan ini pada akhirnya menimbulkan rasa tidak nyaman hingga rasa sakit.
"Segala bentuk sentuhan fisik di area dada, kelamin, anus, dan anggota tubuh lainnya. Memasukkan, menyentuh alat kelamin sendiri atau orang lain yang menimbulkan ketidaknyamanan atau rasa sakit. Itu kita menyebut bukan kekerasan seksual, tapi lebih keras lagi kita sebut sebagai kejahatan seksual pada anak," ucap dr. Meita Dhamayanti.
Sementara itu, anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual akan mengalami berbagai dampak, mulai dari jangka pendek, menengah, sampai jangka panjang.
Adapun dampak kejahatan seksual pada anak meliputi:
Baca Juga: Cegah Kejahatan Seksual pada Anak, 5 Bagian Tubuh Ini Tak Boleh Disentuh Orang Asing
- Anak mengalami stres
- Depresi
- Kecemasan berlebih atau anxiety
- Kemarahan
- Rara rendah diri
- Keinginan untuk bunuh diri
Lantas, apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah anak menjadi korban pelecehan seksual?
Untuk mencegah anak menjadi korban kekerasan seksual, ada beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua, seperti:
1. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung
Penting bagi orang tua bisa menyediakan lingkungan yang aman dan penuh kasih di sekitar anak-anak.
Dengan begitu anak akan merasa dicintai, dihargai dan dilindungi. Menciptakan lingkungan yang aman juga membangun harga diri dan kepercayaan diri anak.
2. Menjalin Komunikasi Terbuka
Menjaga komunikasi terbuka dan jujur dengan anak menjadi hal yang tak kalah penting.
Baca Juga: Bahaya Mengancam dari Mana Saja, Ini 4 Aspek Keamanan yang Penting bagi Anak
Dengan komunikasi terbuka, anak akan terdorong untuk membicarakan segera kekhawatiran atau masalah yang mereka miliki, termasuk ketika anak mendapatkan perlakuan yang tidak diinginkan.
3. Memberikan Edukasi Seksual Sesuai Usia
Berikutnya, berikan edukasi pada anak tentang apa itu pelecehan seksual. Namun ketika melakukan ini, penting untuk memperhatikan usia anak.
Ajarkan anak untuk mampu mengidentifikasi situasi berbahaya, menolak pendekatan pelaku, dan mencari bantuan jika diperlukan.
4. Menetapkan Batasan dan Mengajarkan Persetujuan
Langkah lain yang tak kalah penting adalah mengajarkan anak untuk memahami batasan seksual yang sehat dan dengan persetujuan (consent).
Jelaskan pada anak anggota tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh oleh orang asing tanpa izin.
5. Monitoring dan Pengawasan
Memantau dan mengawasi anak-anak dengan cermat perlu dilakukan. Terutama jika mereka berhadapan dengan orang asing di tempat umum.
Memberikan pengawasan pada anak dilakukan untuk mencegah situasi di mana pelaku pelecehan memanfaatkan situasi.
Menciptakan ruang aman untuk anak bisa meminimalisir kemungkinan mereka menjadi korban kekerasan seksual.
Tetap pantau anak dan jalin komunikasi dengan terbuka, jelaskan pada mereka tentang hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat bertemu orang asing.
Baca Juga: Stop! Foto Anak Korban Kekerasan Seharusnya Tidak Disebar di Media Sosial
(*)