Parapuan.co - Kawan Puan, apakah kamu pernah menyalahartikan sebuah argumen atau pendapat seseorang? Jika demikian, kamu mungkin mengalami logical fallacy.
Istilah logical fallacy mungkin cukup jarang terdengar namun dalam kesehariannya, banyak orang yang ternyata mengalami logical fallacy, lho.
Singkatnya, logical fallacy sering dianggap sebagai kesalahan dalam penalaran.
Apa itu Logical Fallacy?
Mengutip dari laman Kompas.com, logical fallacy adalah kekeliruan logika atau juga akrab disebut sesat pikir.
Kata logical fallacy ini diambil dari Bahasa Latin yakni fallacia yang berarti penipuan atau tipu muslihat.
Dengan kata lain, pengertian logical fallacy adalah sebuah kesalahan dalam penalaran.
Logical fallacy kerap terjadi ketika seseorang salah dalam memahami argumen atau penjelasan orang lain.
Baca Juga: Viral di TikTok Lisa BLACKPINK Disebut Blackfishing di Teaser Comeback ROCKSTAR, Apa Itu?
Lebih dalam, logical fallacy merupakan kesalahan dalam penalaran yang mengarah pada suatu kesimpulan yang terlihat benar, namun sebenarnya tidak.
Logical fallacy paling mudah kita jumpai di media sosial. Perkembangan teknologi membuat kamu cepat mendapatkan informasi.
Di sisi lain, perkembangan ini membuat individu menelan mentah-mentah segala informasi yang beredar di media sosial.
Misalnya saat mendapatkan informasi di media sosial, masyarakat akan langsung menyebarkan secara luas tanpa mencari tahu mendetail akan kebenaran kabar tersebut.
Belum lagi, ketika argumen yang disampaikan seseorang bersifat membujuk dan membuat orang lain ikut meyakininya.
Pada akhirnya, hal ini membuat seseorang mudah diadu domba dan melempar ujaran kebencian antara satu sama lain.
Jenis-Jenis Logical Fallacy
Mengutip dari laman Grammarly, ada berbagai jenis logical fallacy. Namun, beberapa jenis ini paling umum terjadi di lingkungan sekitar, seperti:
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Hiperpigmentasi, Kulit Wajah yang Menghitam Tiba-Tiba
1. Ad Hominem
Ad Hominem adalah jenis logical fallacy yang mana argumen ditujukan kepada karakter atau sifat pribadi seseorang daripada substansi argumen yang sebenarnya.
Contoh: "Dia bukan pakar lingkungan, kamu tidak perlu mendengarkannya,"
2. Red Herring
Red Herring terjadi ketika seseorang memperkenalkan topik yang tidak relevan untuk mengalihkan perhatian dari topik utama.
Contoh: "Masalah ini memang perlu dihabas, tapi aku juga memiliki masalah lain,".
3. Straw Man Argument
Straw man argument merupakan jenis logical fallacy dengan penggambaran argumen yang salah dan bertujuan untuk menyerang lawan bicara.
Seseorang yang sengaja melakukan straw man argument mencoba menciptakan argumen baru berdasarkan argumen yang diucapkan lawan bicaranya.
Baca Juga: Mengenal CWS, Sistem Kerja 4 Hari dalam Seminggu yang Diuji Coba Kementerian BUMN
Contoh: "Pembangunan sarana infrastruktur yang berlebihan bisa merusak alam dan hutan di negara kita? Jadi, kamu menentang kebijakan pemerintah yang ingin membangun infrastruktur di desa-desa terpencil?".
4. Slippery Slope
Slippery Slope adalah argumen yang mengklaim bahwa satu tindakan akan menyebabkan serangkaian peristiwa buruk tanpa bukti yang cukup untuk mendukung klaim tersebut.
Contoh: "Jika kita mengizinkan pembangunan ini, nanti perusahaan terkait akan mengontrol seluruh aspek kehidupan kita,".
5. Bandwagon Fallacy
Bandwagon terjadi ketika seseorang menganggap bahwa sesuatu benar atau layak hanya karena banyak orang percaya atau melakukan hal itu.
Contoh: "Semua orang percaya dia berselingkuh, katanya ada yang punya bukti,".
Kawan Puan itu tadi penjelasan tentang logical fallacy dan beberapa contohnya.
Dengan memahami logical fallacy, diharapkan Kawan Puan dapat mengenali dan mengevaluasi argumen dengan lebih baik.
(*)