Namun, prevalensi diabetes pada kelompok usia produktif dengan aktivitas fisik yang kurang terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki aktivitas fisik yang mencukupi.
Kurangnya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, karena keduanya memiliki korelasi yang negatif.
Kurangnya aktivitas fisik dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian karena diabetes, dengan kontribusi sebesar 8,07%.
Aktivitas fisik yang mencukupi dan konsisten dapat memberikan manfaat bagi pembuluh darah untuk aliran darah yang lebih baik.
Aktivitas fisik juga merupakan cara efektif untuk mencegah hipertensi, terutama pada orang dengan risiko tinggi seperti pasien diabetes atau individu dengan riwayat keluarga hipertensi.
Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan masih tingginya prevalensi hipertensi dan diabetes berdasarkan diagnosis dokter dan hasil pemeriksaan.
Selain itu, terdapat potensi ketidaktahuan masyarakat terhadap status hipertensi dan diabetes mereka.
Deteksi dini untuk kedua jenis PTM ini sangat penting guna memulai pengobatan seawal mungkin, mencapai kondisi yang terkendali, dan mencegah kemungkinan komplikasi lebih lanjut.
Baca Juga: Penyakit Viral di TikTok, Ini 7 Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda