Karakteristik bridezilla meliputi kontrol yang ketat, permintaan tak masuk akal, hingga kecenderungan untuk mengabaikan keinginan orang lain demi mencapai visi pernikahan mereka sendiri.
Bridezilla dikenal karena memiliki harapan yang tidak realistis dan reaksi emosional yang keras terhadap teman, keluarga, bahkan vendor pernikahan karena stres tingkat tinggi dan tuntutan akan kesempurnaan.
Namun, istilah ini akhirnya disensasionalisasi untuk mengejek perempuan hanya karena memiliki standar yang tinggi.
Ini menguatkan stereotip bahwa hari pernikahan hanya tentang pengantin perempuan.
Istilah bridezilla pertama kali muncul di media cetak dalam sebuah artikel berjudul "Tacky Trips Down the Aisle" yang ditulis oleh Diane White untuk The Boston Globe pada tahun 1995.
Istilah Bridezilla berakar pada Seksisme dan Stereotip Gender
Dokter Jocelyn Charnas, PhD, Psikolog Klinis menyebut siapa pun dengan istilah bridezilla adalah seksis.
"Kita memiliki sejarah panjang dalam mempatologikan emosi, reaksi, dan perilaku perempuan," ujarnya.
Baca Juga: Perempuan Milenial dan Gen Z Memilih untuk Menunda Pernikahan, Mengapa?