Fokus Pada Perempuan dalam Pengentasan Kemiskinan
Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), 9,68 persen perempuan di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, seperti yang diungkapkan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Penanggulangan Kemiskinan, Titi Eko Rahayu.
KemenPPPA juga mencatat bahwa upah perempuan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan upah laki-laki. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, rata-rata upah bulanan yang diterima oleh perempuan adalah sebesar Rp2.593.709.
Secara global, target Sustainable Development Goals (SDGs) 1 untuk pengentasan kemiskinan belum tercapai secara optimal. Hal ini berdampak besar pada masyarakat, terutama perempuan.
"Lebih dari 383 juta perempuan dan anak perempuan masih terjebak di bawah garis kemiskinan dan hidup dengan pendapatan kurang dari 1,90 dolar per hari," kata Lenny N. Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) sebagai Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam Sidang Commision on the Status of Women (CSW) ke-68.
Di Indonesia, perempuan memegang posisi strategis di pemerintahan, termasuk sebagai Menteri PPPA, Menteri Sosial, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Keuangan, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Sinergi dan kinerja kementerian-kementerian tersebut memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan angka kemiskinan di Indonesia. Lenny menekankan pentingnya mekanisme inovatif untuk mendanai pengentasan kemiskinan dan memberikan manfaat bagi perempuan.
"Kita perlu mendorong mekanisme inovatif untuk mendanai pengentasan kemiskinan dan memberikan manfaat bagi perempuan," ujarnya. (*)
Baca Juga: Perempuan Membangun Ide Usaha di Dekat Kampus, Ini Bisa Jadi Pilihan!