Taylor Swift Jadi Ikon Socioeconomic Global Usai Konsernya Tingkatkan Ekonomi Dunia

Parapuan.co - Taylor Swift barangkali bukan hanya layak dikagumi para penggemarnya atau Swifties.

Perempuan berdaya yang satu ini bahkan bisa jadi contoh bagi sesama musisi di seluruh dunia.

Bagaimana tidak, Taylor Swift baru-baru ini menjadi ikon socioeconomic global berkat sold out-nya tiket konser The Eras Tour.

Bagaimana ia menjadi ikon socioeconomic global? Simak informasinya seperti merangkum Vogue Business di bawah ini!

Apa Itu Socioeconomic atau Sosioekonomi?

Sebelum membahas lebih dalam tentang kedudukan Taylor Swift sebagai ikon socioeconomic global, Kawan Puan perlu tahu apa itu sosioekonomi.

Sosioekonomi merujuk pada suatu kedudukan yang diatur secara sosial, dan menempatkan seseorang di posisi tertentu sesuai keadaan yang ada.

Dalam hal ini, Taylor Swift menjadi ikon sosioekonomi karena ia telah membuat penampilannya dalam konser solo menjadi sebuah bisnis yang sangat menguntungkan.

Bahkan, bukan hanya Taylor Swift yang "untung", tapi juga perekonomian lokal dan nasional tempat konser diselenggarakan yang ikut mengalami peningkatan.

Konser The Eras Tour

Taylor Swift pada Maret lalu memulai tur Eras, sebuah pertunjukan yang merangkum seluruh kariernya selama tiga setengah jam.

Menariknya lagi, dalam setiap lokasi yang jadi pemberhentian konser, Taylor Swift bisa tampil dua malam atau lebih.

Tur ini telah mendominasi media sosial, di mana para penggemar membahas, menganalisis, dan merencanakan setiap pengalaman saat menonton konser.

Alhasil, pertunjukan ini memiliki dampak besar pada bisnis di seluruh ekonomi lokal dan nasional.

Saat manggung di Inggris pada awal Juni 2023, tiket konser Taylor Swift terjual ke lebih dari 220.000 penonton.

Penonton konsernya itu tak hanya memecahkan rekor, tapi juga membantu meningkatkan ekonomi lokal dengan perkiraan £77 juta (77 juta Poundsterling) atau Rp1,6 triliun.

Bahkan, bisnis lokal dan nasional melihat kesempatan dengan menawarkan mode yang terinspirasi oleh Taylor Swift, baik merek mode indie maupun mewah berusaha merangkul momen ini.

Selama tahap pertama tur, yang berlangsung dari pertengahan Maret hingga Agustus 2023, dilaporkan bahwa Taylor Swift secara signifikan meningkatkan ekonomi Amerika Serikat dengan dampak melebihi 10 miliar Dolar (Rp160 triliun).

Dampak dari The Eras Tour

"Proyek semacam ini selalu memiliki dampak signifikan pada masyarakat umum. Dalam kasus Taylor Swift, ini bahkan lebih jelas mengingat dampaknya secara internasional," kata desainer Italia Alberta Ferretti.

Desainer Alberta Ferretti adalah orang di balik sejumlah gaun yang dikenakan Taylor Swift saat tampil di konser The Eras Tour.

"Menciptakan kostum untuk The Eras Tour telah membawa hasil konkret bagi kami, baik dalam hal keterlibatan di media sosial — unggahan terkait proyek ini adalah yang paling sukses tahun ini — maupun dalam hal lalu lintas ke e-commerce merek dari pengguna di Amerika Serikat," ungkap Alberta.

"Pasar Amerika secara bertahap menjadi pasar utama kami dalam hal pendapatan, mencatat pertumbuhan 34 persen dari tahun ke tahun, melampaui pasar Italia," imbuhnya.

Bukan hanya dalam kehadiran Taylor Swift dan fesyen yang digunakan, dunia digital juga ikut berkembang berkat munculnya aplikasi Swiftie Alert buatan penggemar.

Hal ini seolah menunjukkan bahwa musik, bisnis, dan selebritas bisa berjalan berdampingan memberikan dampak ekonomi yang tidak terbatas pada audiens tertentu.

Dalam hal ini, bukan hanya penggemar yang diuntungkan karena bisa menyaksikan musisi favoritnya manggung.

Akan tetapi juga desainer besar hingga penjual aksesori yang membuat gelang persahabatan atau friendship bracelet yang populer di konser The Eras Tour.

Keren ya, Kawan Puan! Jadi semakin ngefans dengan Taylor Swift, nih?

(*)